Jakarta, CNBC Indonesia – Para ilmuwan khawatir tentang kemungkinan varian baru karena kasus Covid-19 meledak di China. Hal ini terkait dengan lonjakan kasus Covid-19 belakangan ini di tanah air.
“China memiliki populasi yang sangat besar dan kekebalan yang terbatas. Itu tampaknya menjadi alasan untuk melihat ledakan varian baru,” kata pakar penyakit menular di Universitas Johns Hopkins, Dr Stuart Campbell Ray, dikutip dari Euro News, Senin (2/ 1). /2022).
Ia menambahkan, “Ketika kita melihat gelombang infeksi yang besar, seringkali diikuti dengan munculnya varian baru”.
Menurut Dr Shan-Lu Liu dari Ohio State University, ditemukan bahwa varian BF.7 diyakini mendorong lonjakan kasus saat ini. Varian ini dikatakan mampu menghindari sistem kekebalan tubuh pasien.
Sebelumnya, China memiliki kebijakan ketat terkait ‘Zero Covid’ yang akhirnya ditinggalkan belakangan ini. Untuk vaksin, masyarakat setempat memang tinggi tapi tidak untuk pemacu terutama di kalangan lansia.
China dikenal sebagai tempat produksi beberapa vaksin dalam negeri. Tetapi Euro News mengatakan ini juga membuktikan bahwa vaksin domestiknya kurang efektif dibandingkan platform messenger RNA (mRNA) buatan Barat.
Vaksinasi kepada masyarakat juga sudah lebih dari setahun yang lalu. Artinya, imunitas mulai menurun dan menjadi basis empuk munculnya virus Covid-19.
Sejak tiga tahun terakhir ketika kasus pertama ditemukan, banyak varian bermunculan. Dari versi aslinya yaitu varian Delta, kemudian omicron dengan garis keturunan yang terus menyebar ke seluruh dunia.
Para ahli mengatakan populasi semi-kebal seperti China memberi tekanan khusus pada virus untuk berkembang. Ray menyebutnya sebagai petinju yang “belajar menghindari keahliannya dan beradaptasi dengannya”.
Namun hingga saat ini belum diketahui apakah varian baru tersebut bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah. Para ahli mengatakan tidak ada alasan biologis mengapa virus menjadi lebih ringan dari waktu ke waktu.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Kasus Covid Hari Kemerdekaan Masih Melebihi 5.000, 19 Meninggal
(hai/hai)