Jakarta, CNNIndonesia —
Jumlah pengangguran di Amerika Serikat yang mengajukan uang saku melonjak menjadi 240 ribu orang minggu lalu. Tertinggi sejak 13 Agustus 2022.
Departemen Tenaga Kerja AS menyebut angka tersebut merupakan hasil perhitungan mingguan pada 19 November kemarin.
Angka ini melonjak tajam sebesar 17 ribu dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 222 ribu orang.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Sementara itu, untuk minggu kedua berturut-turut, jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran naik 1,55 juta pada 12 November.
Jumlah klaim tunjangan pengangguran meroket karena pasar tenaga kerja yang sangat ketat. Bahkan, situasi semakin memburuk setelah masa lockdown pandemi berakhir.
Situasi ini semakin parah karena perusahaan besar di bidang teknologi juga mulai melakukan PHK massal. Namun, PHK massal tidak tercermin dalam klaim tunjangan pengangguran minggu lalu.
Kepala ekonom Raymond James Eugenio Aleman mengatakan bahwa banyak pekerja yang di-PHK ditanggung oleh pesangon. Aleman mengatakan dia sedang mencari tanda-tanda meningkatnya pengangguran dari industri lain. Ini karena sebagian besar industri lain tidak memiliki uang pesangon saat pekerjaan dihentikan.
“Dan itu masih belum terjadi hari ini,” katanya.
Mark Zandi, kepala ekonom untuk analisis di Moody’s, mengatakan rata-rata klaim pengangguran mingguan di bawah 215 ribu tahun ini. Sementara itu, 240.000 klaim minggu lalu meningkat dari rata-rata tersebut.
“PHK sangat buruk bagi mereka yang kehilangan pekerjaan, tetapi itu berarti pasar kerja mendingin, yang penting untuk menurunkan inflasi dan mencegah kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh Federal Reserve,” kata Zandi.
Zandi memperkirakan PHK akan lebih banyak terjadi pada 2023. Pasalnya, perusahaan besar di segala sektor mulai memangkas upah pekerjanya.
[Gambas:Video CNN]
(cfd/dzu)