Jakarta, CNBC Indonesia – Kabar baik datang dari pasar keuangan di Indonesia, baik bursa maupun obligasi akan ‘berlimpah’ di akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023. Dimana banyak perusahaan baru di bursa.
“Hingga November pekan ini, pipeline IPO yang sudah masuk sekitar Rp 46,9 triliun dan rights issue Rp 39,4 triliun. Dari 42 perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO, sekitar 35% akan tercatat di tahun 2023,” dia berkata. Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip dalam keterangannya dikutip (20/11/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Artinya, ada sekitar 14-15 perusahaan yang akan melakukan IPO dan rights issue hingga akhir tahun ini.
Sementara yang akan melakukan rights issue di akhir tahun adalah Bank BTN (BBTN) yang akan melakukan rights issue senilai Rp4,13 triliun dan Bank Syariah Indonesia (BRIS) yang akan melakukan rights issue senilai Rp3 triliun. .
“Beberapa ‘Nama Besar’ seperti BTN dan BSI akan diumumkan ke publik sebelum tutup tahun 2022. Ini berpotensi menarik inflow (dana asing) dari luar negeri,” jelas Sunarsip.
Sunarsip mengatakan kehadiran dua ‘Nama Besar’ alias dua bank dengan modal di atas Rp 16 triliun dalam aktivitas bursa sangat penting, untuk memberikan kepercayaan kepada investor asing di pasar modal dan pasar keuangan Indonesia.
Sunarsip juga optimistis hingga akhir tahun 2023 akan terjadi aliran modal yang cukup besar ke dalam negeri, tidak hanya dalam bentuk saham tetapi juga dalam bentuk obligasi.
“Saya melihat ada sekitar Rp 114,8 triliun utang korporasi yang akan jatuh tempo pada 2023. Saya yakin tidak semuanya akan dibayar tunai,” katanya.
Diyakini bahwa perusahaan dengan utang jatuh tempo akan membiayai kembali dengan menerbitkan obligasi baru. “Mereka akan melakukan refinancing, cara mereka menerbitkan obligasi baru untuk membayar utang lama yang jatuh tempo,” ujarnya.
“Refinancing pasar obligasi di tahun 2023 akan semakin semarak dengan kehadiran perusahaan besar. Saya yakin perusahaan besar yang masuk ke pasar akan menjadi insentif bagi investor asing untuk masuk ke pasar keuangan di Indonesia,” kata Sunarsip.
Dengan pesatnya perkembangan pasar keuangan Indonesia pada akhir tahun ini dan tahun depan, peluang penguatan nilai tukar rupiah terbuka lebar.
“Rupiah berpeluang menguat diperkirakan mencapai Rp 15.300 per dolar AS pada akhir tahun 2022 dan mencapai Rp 14.800 per dolar AS pada tahun 2023,” jelas Sunarsip.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Panen Cuan Investor, Ijo Royo-royo IHSG selama sepekan menembus angka 7.100
(emy/mij)