Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batubara dunia telah meningkat selama seminggu terakhir. Saat ini, harga telah kembali mendekati US$400 per ton setelah sebelumnya turun menjadi sekitar US$200 per ton.
Selama sepekan harga batu bara dunia melonjak 11,91% menjadi US$391 per ton pada penutupan perdagangan Jumat (2/12/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Kenaikan harga ‘bensin’ batubara berasal dari musim dingin yang berpotensi menyedot permintaan seperti yang terjadi di Eropa.
Inggris dan Jerman melaporkan peningkatan permintaan batu bara.Dilaporkan oleh The Times, Inggris mengimpor 560.000 ton batu bara pada Oktober 2022. Jumlah ini meningkat 93% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara total, total impor batu bara Inggris menembus angka 5,5 juta pada Januari-Oktober 2022. Jumlah tersebut telah melampaui total impor sepanjang tahun 2021, yaitu sebesar 4,6 juta ton.
Sementara itu, Montel News melaporkan bahwa pembangkit TSO Transnet BW telah memesan 180.000 ton batu bara untuk dipasok.
Pesanan batu bara naik karena Eropa menghadapi suhu yang lebih dingin di depan. Dilansir dari Bloomberg, Maxar Technologies Inc memperkirakan suhu udara di Eropa akan lebih dingin dari perkiraan sebelumnya pada Desember mendatang.
Suhu dingin dikhawatirkan akan meningkatkan penggunaan listrik hingga pasokan energi habis. Cadangan gas di Eropa kini rata-rata sekitar 95%. Pasokan diperkirakan akan cepat habis dalam 10 hari ke depan.
Suhu di Berlin diprediksi mencapai minus (-) 3,5 derajat Celcius pada 3 Desember mendatang. Suhu di kota-kota besar Eropa seperti Amsterdam, Helsinki dan Stockholm juga akan jauh lebih dingin dari biasanya.
Potensi Batu Bara Tahun Depan
Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengatakan dalam beberapa tahun ke depan harga batubara masih akan tinggi. Pasalnya, kebutuhan energi terus meningkat, dan belum ada peningkatan kapasitas produksi batubara di dunia.
“Permintaan energi dunia terus meningkat, permintaan stok pangan terus meningkat dan alternatif stok pangan selain batu bara adalah gas yang harganya sangat tinggi. Kapasitas lain sangat kecil dan tidak bisa menggantikan batu bara dalam jangka pendek dan menengah,” kata Dileep di depan umum. Terungkap, Selasa (29/11/2022).
Inilah salah satu alasan mengapa harga batu bara akan terus naik selama 2-3 tahun ke depan. Dia memproyeksikan harga pasir hitam akan bertahan di kisaran US$300-350 per ton tahun depan. Sementara itu, dalam jangka menengah, harga batu bara diperkirakan akan bertahan di level US$ 200-250 per ton.
“Karena energi alternatif terbarukan tidak bisa sepenuhnya diandalkan. Jadi kita harapkan harga batu bara naik dan permintaan batu bara naik. Tapi juga tergantung supply and demand dari China dan India, karena mereka akan meningkatkan kapasitasnya rendah,” katanya.
TIM PENELITIAN CNBC INDONESIA
Artikel Berikutnya
Terbang Tak Terbendung, Harga Batu Bara Mendekati US$ 400/Ton!
(ras/ras)