Jakarta –
Seperti bawang yang tersusun berlapis-lapis, tampaknya struktur internal Bumi tidak ada habisnya. Studi terbaru menunjukkan adanya komponen yang dikenal sebagai ‘inti dalam’ yang terdiri dari inti terdalam dan inti tengah (yang masih disebut inti dalam).
Bingung kan? Jadi gambarannya, Bumi ada inti di dalam inti, di dalam inti, dan seterusnya. Pengetahuan manusia tentang cara kerja bagian dalam planet kita bergantung pada gempa bumi.
Gelombang seismik yang dihasilkan selama gempa bumi memantul dari batas atau tikungan planet, seperti gelombang cahaya yang memantul atau membiaskan dari media yang berubah.
Namun, semakin dalam, semakin sulit untuk dipelajari, baik karena hanya gelombang yang melewati hampir langsung melalui pusat planet yang terpengaruh, dan karena kebisingan yang dihasilkan oleh interaksi di batas yang lebih jauh.
Akibatnya, inti terdalam telah dihipotesiskan selama lebih dari 20 tahun, keberadaannya masih belum pasti. Dr Thanh-Son Phạm dan Profesor Hrvoje Tkalčić dari Universitas Nasional Australia mengklaim dalam makalah ilmiah baru-baru ini bahwa mereka akhirnya mengonfirmasinya.
Skema lapisan bumi. Inti dalam kira-kira setengah diameter inti dalam, tetapi lebih kecil dari inti luar dan mantel. Foto: Drew Whitehouse/Vizlab National Computing Infrastructure/Universitas Nasional Australia
Untuk mendapatkan jawaban, mereka menggunakan waktu tunda datangnya gelombang seismik dari 200 gempa berkekuatan 6 atau lebih besar yang memantul bolak-balik melalui Bumi. Phạm dan Tkalčić mendeskripsikan inti dalam sebagai “bola logam” padat sepanjang 650 kilometer, menjadikannya lebih kecil dari Ceres, planet kerdil di Tata Surya, tetapi lebih besar dari asteroid sabuk utama lainnya.
Gelombang P seismik melewatinya 4% lebih lambat ketika sepanjang jalur bersudut 50 derajat terhadap sumbu rotasi Bumi. Penulis studi menafsirkan ini sebagai tanda bahwa ia memiliki struktur kristal yang disebabkan oleh cara atom besi mengatur dirinya sendiri pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Gerak melalui seluruh inti padat paling lambat menuju bidang ekuator.
“Inti dalam ini seperti kapsul waktu sejarah evolusi Bumi, itu adalah catatan fosil yang berfungsi sebagai pintu gerbang ke peristiwa masa lalu planet kita. Peristiwa yang terjadi di Bumi ratusan juta hingga miliaran tahun yang lalu,” kata Tkalčić seperti dikutip dari Ilmu IFL.
Para peneliti berpikir peristiwa global besar menyebabkan inti dalam berbeda dari inti dalam lainnya, meskipun mereka belum tahu apa itu.
Inti dalam secara keseluruhan diyakini tumbuh sebagai bagian dari cairan inti luar yang terkondensasi. Namun, para peneliti tidak mengetahui apakah batas antara inti terdalam dan cangkang di sekitarnya berubah.
Hal ini dimungkinkan, karena semakin banyaknya sensor seismik yang tersebar di planet ini. Dengan melemparkan jaring lebar dan menyisir hasil dari berbagai lokasi, penulis dapat melacak gelombang seismik dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk beberapa yang bergerak ke utara-selatan hampir lurus menembus Bumi.
Mereka juga mengembangkan teknik untuk memperkuat sinyal dari gelombang seismik jauh untuk membedakannya dari kebisingan lokal. Para penulis menyarankan agar penelitian di masa depan dapat menyelidiki batas antara inti terdalam dan cangkang di sekitarnya.
Tahun lalu, Tkalčić dan rekan lainnya menantang gagasan struktur interior Mars, setelah memberikan bukti bahwa mantel masih mengandung magma yang bergerak, bukannya mendingin menjadi sekam padat.
Tonton Video “Studi: Inti Bumi Mungkin Mulai Berputar Terbalik”
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)