Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menanggapi protes di China. Dia dikatakan telah memantau protes yang berakhir dengan kerusuhan untuk menuntut diakhirinya penguncian Covid-19 dan menyerukan kebebasan politik yang lebih besar.
Ini dikonfirmasi oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby. “Dia mengawasi, kita semua,” ujarnya dikutip AFP, Selasa (29/11/2022).
Dia mengatakan intinya adalah bahwa Biden tidak akan berbicara untuk pengunjuk rasa di seluruh dunia. Individu, katanya, dapat berbicara sendiri.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Tapi dia, kata Kirby, menekankan dukungan AS untuk hak-hak para pengunjuk rasa.
“Masyarakat harus diberi hak untuk berkumpul dan memprotes secara damai terhadap kebijakan atau undang-undang atau perintah yang mereka sengketakan,” katanya.
Sementara itu, di kampus-kampus AS, aksi unjuk rasa bermunculan untuk mendukung protes di China. Sekitar 100 orang, kebanyakan mahasiswa, berkumpul di Washington untuk menyerukan kebebasan yang lebih besar dan berkabung di Urumqi, Xinjiang.
“(Pejabat) meminjam alasan Covid, tetapi menggunakan batasan yang sangat ketat untuk mengontrol orang China. Mereka mengabaikan nyawa manusia,” kata seorang mahasiswa China bernama Chen.
“Saya datang ke sini untuk berduka,” tambah pemain berusia 21 tahun itu.
Demo juga berlangsung di New York. Ini termasuk kampus Universitas Columbia serta Universitas Duke Carolina Utara.
Puluhan orang juga berkumpul di kampus University of California Berkeley meneriakkan dalam bahasa Mandarin “Xi Jinping, mundur”. Ada juga nyanyian dalam bahasa Inggris “Bebaskan China” sementara seorang pengunjuk rasa terlihat membawa foto Xi dengan slogan “Matilah diktator”.
China sendiri belum mengomentari masalah ini.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Gedung Putih Ungkap Status Terbaru Biden Positif Covid
(sef/sef)