Jakarta, CNBC Indonesia – Varian baru Covid-19, XBB, juga sedang naik daun di tengah peningkatan kasus Covid di China dan beberapa negara lain seperti Amerika Serikat.
Sebuah sub-varian dari Omicron, XBB muncul di India pada bulan Agustus dan telah menyebar ke seluruh dunia.
Sebagian besar kasus Covid-19 AS sekarang disebabkan oleh XBB dan saudara kandungnya XBB.1.5. Namun apa sebenarnya varian ini, yang menurut para ahli bisa menjadi varian baru yang harus diwaspadai di tahun 2023?
XBB adalah subvarian dari Omicron. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), itu adalah sublineages rekombinan BA.2.10.1 dan BA.2.75, artinya mengandung informasi genetik dari kedua versi virus.
Studi pendahuluan pada hamster, yang belum ditinjau, menunjukkan bahwa XBB mungkin telah mengembangkan kekebalan dan dapat menghindari antibodi, yang mengakibatkan infeksi. Ifl Science, Rabu (4/1/2023)
Pada Oktober tahun lalu, WHO memperingatkan bahwa ada bukti awal yang menunjukkan risiko infeksi ulang yang lebih tinggi pada varian XBB, dibandingkan dengan sublineage Omicron lainnya yang beredar.
“Data saat ini tidak menunjukkan perbedaan besar dalam keparahan penyakit untuk infeksi XBB,” kata WHO.
Klaim bahwa tingkat kematian XBB lebih tinggi daripada varian Delta, atau bahwa subvarian baru lebih mematikan juga telah ditepis.
XBB tersebar di seluruh dunia
XBB awalnya muncul musim panas lalu dan menyebabkan peningkatan COVID-19 di sebagian Asia, termasuk India dan Singapura.
Baru-baru ini, jumlah wabah telah meningkat, dengan total 74 negara telah melaporkan kasus XBB.1, menurut wabah.info. Penyebarannya meliputi Malaysia, Indonesia, China, dan Pakistan. Varian ini juga telah mencapai Eropa dan AS, serta Australia.
Per 19 Desember 2022, 8.638 urutan XBB.1 telah terdeteksi di seluruh dunia, lebih dari 1.500 di antaranya di AS. Empat puluh tiga negara bagian telah melaporkan subvarian tersebut.
Pada minggu terakhir Desember 2022, XBB sendiri menyumbang 3,6 persen dari total kasus di AS. XBB.1.5, menjadi penyebab utama sebesar 40,5 persen, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Subvarian omicron ini sangat lazim di timur laut negara itu, di mana lebih dari 75 persen kasus terkait dengan XBB.1.5.
Di Atlantik, subvarian baru masih jarang, tetapi tampaknya terus meningkat. Di Inggris, sekitar 4 persen kasus Covid disebabkan oleh XBB.1.5 untuk pekan yang berakhir pada 17 Desember, angka dari Sanger Institute menunjukkan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Menkes Budi: Subvarian Covid-19 Omicron XBB Sudah Masuk RI
(dem/dem)