Jakarta, CNBC Indonesia – LinkedIn sebagai platform pencarian kerja tampaknya sedang menjajaki akun palsu yang menyebar dan meresahkan pengguna yang ingin menggunakan LinkedIn sebagai tujuan profesional.
Menurut laporan komunitas perusahaan, antara 1 Januari dan 30 Mei 2022, LinkedIn mencatat lebih dari 21 juta akun palsu yang terdeteksi dan dihapus dari LinkedIn.
Sementara 95,3% akun palsu dihentikan saat pendaftaran oleh pertahanan otomatis, menurut perusahaan, ada peningkatan hampir 28% akun palsu yang tertangkap dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
LinkedIn mengatakan sekarang memiliki lebih dari 875 juta anggota di platformnya.
Sementara itu, platform media sosial profesional Microsoft telah meluncurkan fitur baru dalam beberapa bulan terakhir untuk membantu pengguna menentukan dengan lebih baik apakah seseorang yang menghubungi mereka adalah profil asli atau palsu.
Pakar keamanan dunia maya mengatakan ada beberapa hal yang dapat dilakukan pengguna di platform untuk melindungi diri mereka sendiri.
Profiler LinkedIn palsu terkadang mencoba mendorong keterlibatan melalui konten yang tertaut ke situs jahat, kata Mike Clifton, wakil presiden eksekutif dan kepala informasi dan petugas digital di Alorica, perusahaan outsourcing layanan pelanggan global.
“Misalnya, kami melihat mereka yang berputar di sekitar postingan dan konten yang mempromosikan acara kerja, seperti webinar, yang menggunakan foto dan informasi asli dari orang sungguhan untuk melegitimasi informasi dan membuat orang lain mendaftar, seringkali di situs web pihak ketiga palsu,” Clifton dikatakan. cnbc.com, Minggu (11/12/2022)
“Ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan pada titik ini masih bisa lolos dari pendeteksi penipuan yang paling canggih sekalipun,” kata Clifton.
“Seperti yang kami ingatkan kepada karyawan dan pelanggan kami, penting untuk tetap waspada dan terlibat dengan hati-hati di jejaring sosial untuk melindungi informasi Anda.”
Perekrut yang sangat bergantung pada LinkedIn untuk mencari calon pelanggan dapat menemukan profil palsu yang sangat menyebalkan, kata Akif Khan, wakil presiden dan analis di firma riset Gartner.
“Selain itu, di bidang manajemen penipuan lainnya – misalnya, ketika transaksi e-niaga yang mencurigakan sedang ditinjau secara manual – agen akan melihat situs media sosial termasuk LinkedIn untuk mencoba dan melihat apakah seseorang memiliki jejak digital yang kredibel yang menunjukkan bahwa mereka adalah penipu. .identitas asli dan bukan palsu,” kata Khan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Freeport Buka Lowongan Gaji ‘Jumbo’, Cek Syaratnya!
(pgr/pgr)