Jakarta, CNBC Indonesia – Pendidikan yang berkualitas dapat mempengaruhi keberhasilan akademik, tetapi bukan merupakan faktor penentu keberhasilan anak di masa depan.
Psikolog anak dan pakar parenting Michele Borba mengatakan ada beberapa faktor lain yang bisa menentukan kesuksesan anak di masa depan.
Borba mengatakan kegigihan adalah kemampuan nomor satu yang dapat mendukung kesuksesan seorang anak di masa depan. Agar anak-anak memiliki kemampuan tersebut, tugas orang tua adalah mendorong anak-anak mereka untuk mengembangkan sifat-sifat yang akan membantu mereka berhasil.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Saya telah menemukan bahwa kegigihan adalah soft skill nomor satu yang memisahkan anak-anak yang bermotivasi tinggi dari mereka yang mudah menyerah,” katanya.
Borba menuturkan, anak-anak yang gigih dan tidak mudah menyerah memiliki rasa percaya diri yang tinggi bahwa usahanya akan membuahkan hasil yang baik. Oleh karena itu, anak-anak tetap termotivasi untuk bekerja keras dan menyelesaikan apa yang mereka mulai, meskipun banyak kendala dalam prosesnya.
Berikut adalah lima cara lain yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak mereka mengembangkan ketahanan, menurut Borba.
1. Latih anak agar tidak mudah menyerah
Langkah pertama yang perlu dilakukan orang tua untuk mengembangkan sifat pekerja keras anak adalah menjauhkan mereka dari faktor-faktor yang mudah membuat mereka putus asa dan menolak untuk bertahan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua, misalnya tidak menekan anak untuk selalu berhasil, selalu menghargai usaha yang dilakukan anak (bukan hasil), memberikan pemahaman kepada anak bahwa kesuksesan hanya sementara, dan selalu memahami level anak. kemampuan.
2. Apresiasi Bisnis Anak
Psikolog dari Stanford, Carol Dweck menemukan bahwa kecerdasan anak cenderung tidak bertahan lama ketika kecerdasan mereka dipuji. Sebab, anak akan cepat merasa puas. Namun, anak akan merasa lebih termotivasi dan akan terus bekerja keras bila dipuji atas usaha dan kerja kerasnya, bukan hasilnya.
Menurut Dweck, memuji usaha anak, bukan hasil yang didapat, dapat mengembangkan resiliensi mereka. Selain itu, jika usahanya dipuji, anak akan termotivasi untuk berhasil tanpa mengharapkan imbalan sebagai balasannya.
3. Beri anak waktu istirahat
Jika Anda terlihat ingin menyerah dan lelah saat melakukan sesuatu, mintalah anak Anda untuk membagi waktu antara istirahat dan beraktivitas. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan mengatur timer untuk mengatur lamanya waktu aktif. Cara ini dilakukan agar anak dapat memahami bahwa melakukan sesuatu sampai kelelahan bukanlah hal yang baik.
Jelaskan kepada anak-anak bahwa mereka hanya harus melakukan kegiatan sampai waktunya habis. Setelah itu, mintalah mereka untuk istirahat sebelum menyetel kembali pengatur waktu untuk aktivitas tersebut. Dengan demikian, fokus anak akan lebih mudah terbagi.
4. Melatih anak untuk mandiri
Borba menyarankan para orang tua untuk tidak terlalu sering membantu anak mereka dengan hal-hal yang dapat mereka lakukan sendiri. Ajarkan anak untuk mandiri sejak dini.
Penulis buku “Thrivers: The Surprising Reasons Why Some Kids Struggle and Others Shine” menyebutkan bahwa setiap kali orang tua melakukan sesuatu untuk anaknya, mereka akan semakin bergantung pada orang tua dan tidak terbiasa mandiri.
5. Validasi Perasaan Anak
Ketika anak-anak mulai tampak menyerah, itu mungkin karena mereka tidak dapat menemukan jalan keluar dari suatu masalah. Jika itu terjadi, cobalah untuk memvalidasi perasaan anak dengan mengatakan bahwa itu adalah perasaan yang normal. Ajaklah mereka untuk beristirahat agar mereka bisa tenang.
Setelah itu, bantu mereka mengidentifikasi kesalahan yang mencegah mereka melakukan sesuatu. Jika masalah telah ditemukan, bantu anak untuk fokus menyelesaikannya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Apakah Anda ingin masa depan anak Anda sukses dan bahagia? Inilah Rahasianya
(ha ha)