Jakarta, CNBC Indonesia – Ternyata nominal gaji yang diterima karyawan bisa mempengaruhi kesehatan dan harapan hidup. Hal tersebut diungkapkan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA).
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Mailman School of Public Health Universitas Columbia, melacak metrik pekerjaan dan kesehatan sekitar 4.000 pekerja di Amerika Serikat selama 12 tahun. Para peneliti menggunakan data University of Michigan Health and Retirement Study yang dikumpulkan antara tahun 1992 dan 2018. Semua peserta berusia minimal 50 tahun pada awal masa studi dan 60-an pada akhir masa studi.
Akibatnya, menurut penelitian, pekerja paruh baya yang cenderung mendapatkan upah rendah memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Faktanya, risikonya dua kali lebih tinggi bagi mereka yang tidak aktif dan secara konsisten bergaji rendah.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Pekerja berupah rendah lebih cenderung sakit dan stres
Pekerja berupah rendah adalah salah satu kategori yang paling berisiko dalam angkatan kerja. Hal ini dikarenakan mereka selalu melakukan pekerjaan berisiko di tempat kerja, cenderung lebih stres, dan memiliki risiko kesehatan yang tinggi.
Data penelitian menunjukkan bahwa pekerja dengan upah rendah lebih cenderung melaporkan kesehatan yang buruk, gejala depresi dan tidak memiliki asuransi kesehatan yang ditanggung oleh majikan mereka.
“Upah adalah faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan ditindaklanjuti untuk meningkatkan kesehatan dan kesenjangan kesehatan,” tulis para peneliti, dikutip Minggu (26/2/2023).
Pergeseran komposisi pasar tenaga kerja dan kekurangan pekerja lokal telah mendorong kenaikan upah di AS selama dua tahun terakhir. Namun, secara umum, kenaikan upah tersebut tidak dapat mengimbangi tingginya inflasi harga.
Menurut Indeks Biaya Pekerjaan Biro Statistik Tenaga Kerja AS, ketika disesuaikan dengan inflasi, upah dan gaji turun 1,2 persen untuk tahun ini.
Pekerja berpenghasilan rendah dan menengah, terutama dari industri rekreasi dan perhotelan, biasanya mengalami pertumbuhan upah yang lebih cepat dibandingkan mereka yang berpenghasilan lebih tinggi. Namun, pendapatan rumah tangga tetap timpang dan terus mengalami inflasi.
Para peneliti di Federal Reserve Bank of Dallas mengatakan bahwa sebagian besar pendapatan rumah tangga berpenghasilan rendah dihabiskan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, gas, dan sewa. Kemudian, mereka juga tidak memiliki tabungan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
10 Pekerjaan Bergaji Tertinggi di Indonesia Tahun 2023
(hsy/hsy)