Jakarta, CNNIndonesia —
Mantan napi terorisme, Sofyan Tsauri mencurigai pelaku bom bunuh diri di Polisi Astana BaruKota Bandung membawa bahan peledak yang disimpan di dalam ransel.
Sofyan juga mengatakan, jenis bahan peledak yang digunakan para pelaku adalah TATP atau yang kerap disebut induk setan.
“Kalau dilihat dari luka-luka pelaku, ada lubang besar di belakang punggungnya, artinya dia memanggul bom ransel di punggungnya, apakah itu menggunakan penggorengan atau Tupperware, masih dalam penyelidikan. Yang jelas kalau ‘blarrr’, efeknya maju,” ujar Sofyan dalam keterangannya, Rabu (7/12).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dari temuan di lokasi, Sofyan menduga pelaku terkait dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Ini mengacu pada nomor ‘1515’ pada sepeda motor biru pelaku bom bunuh diri.
“Di lampunya ada bendera 1515, artinya dari golongan 1515, artinya golongan JAD,” ujarnya.
Sedangkan motif pelaku, kata Sofyan, bisa dilihat dari tulisan yang menempel di kendaraan pelaku. Namun, Sofyan tidak menjelaskan secara detail maksud dari tulisan tersebut.
“Motif pelaku terlihat dari sepeda motor yang tertulis di KUHP dan hukum syirik/kafir terhadap penegak hukum syetan QS 9:29,” ujarnya.
Lebih lanjut, eks napi teroris ini mengatakan, target aksi teror masih sama. Itu adalah simbol pemerintah seperti polisi dan lainnya.
Bom bunuh diri dilaporkan terjadi di Polsek Astana Anyar Kota Bandung pada Rabu (7/12) sekitar pukul 08.20 WIB.
Kapolres Bandung Kombes Aswin Sipayung mengatakan, peristiwa itu terjadi saat barisan polisi Astana Anyar menggelar aksi pagi. Saat itu, seorang pria masuk ke Polsek sambil mengacungkan senjata tajam dan menerobos barisan apel.
Kejadian ini mengakibatkan 1 orang polisi dan 9 orang lainnya luka-luka dan kini dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
(des/DAL)
[Gambas:Video CNN]