Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu produsen listrik batubara Indonesia, yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), merupakan salah satu penyumbang royalti terbesar di Indonesia.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) Garibaldi Thohir atau kerap disapa Boy Tohir mengungkapkan rasa bangganya karena ADRO mampu menyumbang royalti hingga satu triliun rupiah kepada negara dan masuk dalam 5 besar.
“Kami tidak kalah dengan perusahaan asing, bagaimana kami memberikan pajak, royalti yang relatif besar untuk negara. Kami bangga dengan royalti yang tinggi. Saya yakin, kalau bukan top 3, top 5,” kata Boy Thohir di Jakarta, Kamis (11/11). /5/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Kepada Pemerintah Indonesia, ADRO telah membayar royalti dan beban pajak penghasilan badan sebesar US$622 juta atau sekitar Rp9 triliun pada triwulan pertama tahun 2023. Pembayaran royalti ADRO pada triwulan pertama tahun 2023 lebih tinggi 94% dibandingkan triwulan pertama tahun 2022 yang sebesar US$320 juta.
Peningkatan penjualan dan produksi menjadi faktor kenaikan pembayaran royalti. Selain itu, ada dampak signifikan dari tarif royalti baru yang berlaku saat IUPK-KOP diimplementasikan.
Jika menghitung royalti saja, ADRO membayar royalti senilai US$486,28 juta pada kuartal pertama 2023, naik 227,17% dibandingkan kuartal pertama 2022 yang sebesar US$148,6 juta.
Menurut Wakil Presiden Direktur ADRO Christian Ariano Rachmat, sebagian tambang Adaro dikenakan royalti progresif, namun tambang lain yang sedang berkembang memiliki volume produksi yang tinggi.
“Di satu sisi keuntungan kami tidak berkurang, tapi produksi meningkat,” tambah Christian.
Selain itu, Christian juga menceritakan bahwa ADRO masih mampu mempertahankan kinerjanya, bahkan meningkatkan kinerjanya pada kuartal pertama tahun 2023 dengan royalti yang tinggi.
“Jadi kenapa kita bisa menjaga kinerja di kuartal I 2023, karena dengan balance aset lain, cost rendah, dan volume meningkat, sehingga kinerja bisa terjaga,” pungkas Christian.
Penafian: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa pandangan dari CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk membujuk pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi yang relevan. Keputusan sepenuhnya ada pada pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
PENELITIAN CNBC INDONESIA
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Dapet Triliunan ‘Simpanan’, Adik Menteri Ini Makin Kaya!
(melihat / melihat)