Jakarta, CNBC Indonesia – Kawasan Cianjur, Jawa Barat, diguncang gempa bermagnitudo 5,6 kemarin siang, Senin (21/11/2022). Gempa yang hingga saat ini menelan korban 268 orang hingga pukul 17.00 WIB siang ini, Selasa (22/11/2022) juga menghancurkan ribuan bangunan, baik rumah warga maupun fasilitas umum seperti sekolah.
Lantas, mengapa efek gempa ini begitu kuat dan bisa menghancurkan ribuan bangunan?
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hendra Gunawan mengatakan ada beberapa hal yang menyebabkan ribuan bangunan rusak akibat gempa tersebut.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Hendra mengatakan, salah satu pemicunya karena wilayah Cianjur memiliki struktur tanah yang kurang kohesif dan memiliki batuan sehingga jika terjadi gempa maka dampaknya akan lebih besar.
“Memang daerah yang terkena dampak atau penyebab gempa yang terjadi di Cianjur merupakan daerah yang rawan gempa tinggi karena tanah atau batuannya tidak terkonsolidasi karena batuannya relatif mudah, jika terjadi gempa akan memperbesar efeknya. getaran gempa. ,” ujarnya dalam konferensi pers di Badan Geologi Kementerian ESDM, secara virtual, Selasa (22/11/2022).
Lebih lanjut, menurut dia, gempa Cianjur yang terjadi kemarin, Senin (21/11/2022), merupakan gempa dangkal tak jauh dari sesar aktif Sesar Baribis. Hendra menilai dampak gempa ini juga bisa disebabkan oleh struktur bangunan yang tidak memenuhi standar bangunan tahan gempa.
“Memang batuannya kurang kokoh karena bangunan dibangun di atas batuan yang kurang kokoh dan mungkin juga ada bangunan yang tidak memenuhi standar bangunan tahan gempa,” jelasnya.
Kemudian, pemicu terakhir yang menyebabkan banyak bangunan runtuh adalah hubungan antara gempa bumi dan tanah longsor.
“Bagaimana bisa faktor nilai percepatan ini dikaitkan dengan faktor masalah lereng atau bangunan infrastruktur. Sedikit banyak, apa hubungannya gempa bumi dengan tanah longsor,” ujarnya.
Oleh karena itu, menjadi tugas besar pemerintah untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pembangunan gedung di daerah yang sering dilanda gempa. Dengan demikian, korban gempa bisa berkurang.
“Alangkah baiknya pemerintah ke depan memberikan pendekatan baik secara langsung kepada masyarakat maupun sebagai bentuk teknik. Kami sampaikan ada rambu-rambu yang harus diketahui masyarakat jika membangun di daerah yang kurang batu. Jika digabungkan, akan berdampak seperti ini,” katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa tersebut terjadi di darat di kawasan Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan hingga pukul 17.00 WIB siang ini, Selasa (22/11/2022), jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur mencapai 268 orang.
Suharyanto mengatakan, jumlah korban tewas yang teridentifikasi hanya 122 orang. Proses identifikasi masih berlangsung. Data akan diperbarui secara berkala.
Kemarin, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengungkapkan, jumlah korban meninggal hingga pukul 21.00 WIB Senin (21/11/2022) sudah mencapai 162 orang. Kemudian, 326 orang terluka, baik ringan maupun berat. Selain itu, 2.345 rumah rusak berat dan 13.400 warga kehilangan tempat tinggal.
Menurut Emil, total terjadi 88 kali gempa/gempa susulan dengan skala 1,5 hingga 4,8 Skala Richter. Karena itu, dia mengingatkan bahwa suasana masih rawan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Gempa Cianjur Runtuh Sekolah, Ini Langkah Nadiem
(wow)