Jakarta –
orang tua Google, Alfabettelah melakukan 12 ribu PHK karyawan seluruh dunia atau sekitar 6% dari total tenaga kerja. Namun menurut investor ini, jumlahnya masih kurang, sehingga Google diminta berhenti lagi.
Pendapat itu diungkapkan oleh Christopher Hohn, yang perusahaannya memiliki saham senilai USD 6 miliar di Alphabet. Dalam suratnya kepada Alphabet dan CEO Google Sundar Pichai, dia menyarankan lebih banyak PHK.
Menurutnya, dalam 5 tahun terakhir, Alphabet terlalu banyak merekrut karyawan baru, menambah sekitar 100 ribu karyawan. Dalam 9 bulan pertama tahun 2022 saja, terdapat lebih dari 30 ribu karyawan baru. Jumlah tersebut dinilai berlebihan dan mempengaruhi dana perusahaan.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Keputusan untuk memangkas 12.000 pekerjaan merupakan langkah ke arah yang benar, tetapi tidak membalikkan pertumbuhan pekerjaan besar-besaran yang akan terjadi pada tahun 2022. Manajemen harus berbuat lebih banyak,” tulisnya.
“Saya percaya manajemen harus mengurangi staf menjadi sekitar 150.000, jumlah karyawan yang sama pada akhir 2021,” tambahnya.
Artinya, karena karyawan Alphabet saat ini berjumlah sekitar 186 ribu, maka jumlah PHK yang diminta sekitar 30 ribu orang. Jadi lebih dari dua kali PHK yang dilakukan saat ini sebanyak 12 ribu pekerja.
Tak hanya itu, Alphabet diminta mempertimbangkan kembali besaran pendapatan karyawan. Pada tahun 2021, gaji rata-rata karyawan mereka sekitar USD 300 ribu yang dinilai terlalu besar.
“Persaingan tenaga kerja di sektor teknologi mengalami penurunan signifikan yang memungkinkan Alphabet mengurangi kompensasi per karyawan. Khususnya, Alphabet harus membatasi kompensasi saham akibat tekanan harga saham saat ini,” pungkasnya. Sejauh ini belum diketahui apakah pimpinan Google akan mengabulkan permintaan tersebut.
Tonton Video “Google Memotong 6% Pekerjaan di Seluruh Dunia”
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fay)