Jakarta –
Google meluncurkan proyek untuk ditangani kemacetan Jakarta mulai tahun depan. Kuncinya adalah menyesuaikan lampu merah dengan perhitungan yang lebih sesuai dengan situasi menggunakan teknologi AI dan data dari Google.
Hal itu disampaikan Yossi Matias VP of Engineering and Research Google di sela-sela konferensi pers Google for Indonesia di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Rabu (12/7/2022).
“AI dapat membantu dengan investasi minimal. Sederhana dan membuat saya optimis dengan menjelaskan teknologinya,” kata Yossi.
Melihat perkembangannya di berbagai negara, terlihat hasil yang signifikan. Misalnya, pengurangan emisi sebesar 10% dari Lampu Hijau di Jerman dan pengurangan kemacetan sebesar 20% di Bangalore, India.
Galuh Rohmah Geo Strategic Partner Development Manager Google Indonesia pada kesempatan yang sama berbagi visi Google dengan pemerintah. Menurutnya, Google memiliki kapasitas yang cukup untuk memberikan bantuan mengatasi masalah terbesar Jakarta.
“Dari data tahun 2018, 28% emisi gas rumah kaca berasal dari sektor transportasi. Sebagian besar berasal dari transportasi jalan raya. Hal ini kemudian berkontribusi terhadap kemacetan, kualitas udara, dan juga kualitas hidup masyarakat Jakarta. Pada tahun 2010, terjadi Ada 5 juta kasus terkait pencemaran di Jakarta,” katanya.
Perlu dicatat bahwa masalah di atas sangat dipengaruhi oleh lampu lalu lintas yang kurang optimal. Optimalisasi lampu lalu lintas dirasa mampu meningkatkan kualitas hidup manusia di lingkungan sekitarnya.
Ia menjelaskan, skema proyek Lampu Hijau Jakarta dilakukan dalam 3 tahap. pertama, Google akan menganalisis data lokasi dari sistem navigasi. Kemudian, Google akan menghitung kemacetan lalu lintas di tempat yang ada. Pada langkah selanjutnya, Google akan memberikan rekomendasi kepada kota tentang penerapan lalu lintas yang sesuai.
Emanuel Kristanto, Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta pun menanggapi ajakan Google untuk bekerja sama dengan baik. Ia juga menjelaskan, selama ini Dishub telah menggunakan platform Google secara memadai dalam mengatur lalu lintas.
“Dishub sudah lama menggunakan Google untuk analisis lalu lintas. Data apa? Data dari kondisi lalu lintas di Google Maps, lampu lalu lintas ditandai dengan warna berbeda. Kami telah mencuri data dari sana. Di mana persimpangan merah, kami akan melakukan optimasi, ” dia berkata.
Menurut penjelasan Emanuel, sebanyak 283 simpang telah dikendalikan lalu lintasnya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 166 simpang telah dilaksanakan untuk kawasan sistem pengaturan lalu lintas, sehingga lampu merah dapat dikendalikan dari ruang kontrol.
“Tiger for tat, kami dan Google sudah berdiskusi untuk memperbaiki kondisi lalu lintas di Jakarta sejak September,” ujarnya.
Tonton Video “Google Sediakan Passkey, Ganti Password di Android”
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fay)