Jakarta –
Google akhirnya mulai dirilis Penyair, chatbots kuat kecerdasan buatan (AI) pesaing Obrolan GPT dan BingAI. Chatbot ini dapat diakses secara terbatas, namun sayangnya belum tersedia di Indonesia.
Google membuka akses Bard di Amerika Serikat dan Inggris, di mana pengguna dapat bergabung dalam daftar tunggu melalui bard.google.com. Raksasa mesin pencari itu mengatakan akan segera memperluas akses Bard ke lebih banyak negara dan mendukung lebih banyak bahasa.
Mirip dengan ChatGPT OpenAI dan Microsoft Bing AI, Bard adalah chatbot yang mengandalkan model bahasa besar (LLM). Model yang mendukung Bard adalah versi LaMDA (Model Bahasa yang ringan dan dioptimalkan untuk Aplikasi Dialog).
Cara menggunakan Bard mirip dengan ChatGPT dan Bing AI. Pengguna dapat berinteraksi dengan menuliskan pertanyaan atau pesan kepada Bard di kolom yang tersedia dan melengkapi jawaban yang diterima dengan pertanyaan lebih lanjut.
“Anda dapat menggunakan Bard untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat ide, dan mendorong rasa ingin tahu,” kata VP Produk Google Sissie Hsiao dan VP Riset Google Eli Collins dalam sebuah posting blog, seperti dikutip dari TechCrunch, Kamis (23/3/2023).
“Kamu bisa tanya Penyair untuk memberikan tips untuk mencapai tujuan Anda membaca lebih banyak buku tahun ini, menjelaskan fisika kuantum secara singkat, atau memicu kreativitas Anda dengan menafsirkan postingan blog.”
Dari screenshot yang diunggah oleh Google, tampilan antarmuka Bard terlihat mirip dengan Bing AI namun dengan beberapa perbedaan. Di bagian bawah setiap Bard answer, Google menyediakan empat tombol yaitu thumbs up, thumbs down, refresh, dan ‘Google it’.
Ada juga opsi di kanan atas jawaban ‘Lihat draf lain’ yang memungkinkan pengguna untuk melihat draf lain dari jawaban yang telah disusun Bard.
Tidak seperti Bing AI, Bard tidak memberikan catatan kaki di bagian bawah jawaban. Selain itu, di bawah bidang teks Bard juga terdapat pernyataan bahwa “Bard dapat memberikan informasi yang tidak akurat atau menyinggung yang tidak mewakili pandangan Google.”
Google akui bahwa Bard dan model seperti LaMDA tidak sempurna dan masih bisa salah. Mereka mengatakan akan terus menggunakan umpan balik manusia untuk meningkatkan sistem mereka dan menambahkan perlindungan, seperti membatasi jumlah dialog, agar percakapan tetap sesuai topik.
Meskipun demikian, Google berjanji untuk terus meningkatkan kemampuan Bard dan menambahkan keterampilan baru termasuk pengkodean, lebih banyak dukungan bahasa, dan pengalaman multi-mode.
Tonton Video “Upaya Google Hadirkan Pesaing ChatGPT”
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/vmp)