Jakarta, CNBC Indonesia – Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) melonjak pekan ini setelah ekspor CPO Malaysia dilaporkan meningkat. Penguatan harga MSM juga terbilang tidak biasa mengingat banyaknya sentimen negatif terutama penguatan ringgit Malaysia pasca terpilihnya Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia.
Pada perdagangan Jumat (25/11), harga CPO ditutup menguat 2,48% menjadi MYR 4.140/ton. Penguatan ini berbanding terbalik dengan penutupan Kamis dimana MSM turun 1,58%.
Dalam sepekan, harga MSM melonjak 7,35% point to point sementara dalam sebulan menguat 0,31%. Penguatan minggu ini merupakan angin segar karena MSM turun 7% dua minggu lalu.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Ekspor MSM Malaysia pada 1-25 November 2022 meningkat 4,7% menjadi 1,20 juta ton. Peningkatan ekspor ini memberikan harapan bahwa permintaan MSM akan terus tinggi di pasar global.
“Proyeksi penurunan produksi CPO juga akan mendukung harga,” kata pedagang David Ng kepada Bernama.
Penguatan MSM pada pekan ini cukup tidak biasa mengingat banyaknya sentimen negatif yang membayangi pergerakan MSM, mulai dari penurunan harga minyak mentah dan minyak nabati hingga penguatan ringgit Malaysia.
Dalam sepekan minyak mentah Brent turun 4,6% sementara WTI turun 4,7%. Minyak nabati lainnya seperti minyak lobak dan minyak bunga matahari juga menurun.
Kendati demikian, harga minyak kedelai juga menguat 0,56% selama sepekan.
Ringgit Malaysia juga menguat tajam pekan lalu. Ringgit Malaysia naik tajam sebesar 1,6% minggu ini.
Pada Kamis (24/11/2022), ringgit Malaysia bahkan menguat 1,79% terhadap dolar AS pada Kamis (24/11) dan menjadi penguatan harian terbesar sejak Maret 2016. Hal itu terjadi setelah Anwar Ibrahim diangkat sebagai Perdana Menteri dan berakhir pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. krisis pemilu lima hari.
Penguatan ringgit Malaysia membuat harga CPO semakin mahal sehingga membebani pembeli. Analis memperkirakan harga MSM dapat kembali tertekan jika ringgit Malaysia terus menguat.
Lonjakan kasus Covid-19 di China juga menjadi perhatian baru bagi pasar MSM. China merupakan salah satu importir CPO terbesar dunia, sehingga peningkatan kasus Covid-19 dapat menurunkan permintaan impor.
TIM PENELITIAN CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Harga CPO Turun 5 Hari Berturut-turut, Tapi India Mau Grosir!
(mae/mae)