Jakarta, CNBC Indonesia – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif sebesar 5,72% (yoy) pada triwulan III 2022 menunjukkan kemampuan Indonesia untuk bangkit dan melanjutkan tren pemulihan, meskipun situasi ekonomi global masih diselimuti ketidakpastian.
Salah satu penopang kuatnya perekonomian negara, kata dia, adalah sektor industri pengolahan nonmigas yang mampu tumbuh sebesar 4,88% (yoy) dan berkontribusi 16,10% terhadap PDB pada triwulan III 2022. industri pengolahan juga tumbuh sebesar 4,83% (yoy) dengan kontribusi sebesar 17,88% terhadap PDB.
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) juga menunjukkan sektor industri pengolahan diperkirakan terus tumbuh pada triwulan IV 2022. Dari sisi produksi, penggunaan industri pengolahan nonmigas terus meningkat dimana pada Oktober 2022 mencapai rata-rata 68,40%.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Ragam optimisme tersebut tentunya perlu didorong dan diwujudkan secara bersama-sama secara berkelanjutan. Namun demikian, berbagai kebijakan di bidang industri juga perlu diprediksi ke depan untuk menghindari PHK,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Launching and Release Ceremony Indeks Keyakinan Industri (IKI) Periode November 2022, di Jakarta, Rabu (30/11).
Ke depan, lanjutnya, pemerintah masih optimistis sektor industri mampu terus tumbuh. Hal itu tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang tetap tumbuh di angka 51,8 pada Oktober 2022, atau melanjutkan tren ekspansi selama 14 bulan berturut-turut.
PMI Manufaktur Indonesia pada Oktober 2022 masih lebih baik dibandingkan PMI Manufaktur Dunia yang sebesar 49,8, dan beberapa negara manufaktur global seperti China (49,2), Jerman (45,7), Jepang (50,7), dan Korea Selatan (47,3).
Bahkan, di beberapa negara ASEAN, PMI Manufaktur Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan PMI Manufaktur Vietnam (50,6), Malaysia (48,7), dan Thailand (51,6).
“Indeks Keyakinan Industri (IKI) yang diluncurkan Kemenperin hari ini merupakan indikator tingkat kepercayaan atau confidence industri manufaktur terhadap situasi ekonomi. IKI juga merupakan gambaran keadaan industri pengolahan dan outlook kondisi dunia usaha di Indonesia 6 bulan ke depan. IKI diharapkan dapat memberikan informasi yang detail karena nilai IKI merupakan cerminan dari aktivitas para pelaku industri,” jelas Menko Airlangga.
Karena data dan informasi yang diambil sudah detail, Menko Perekonomian berharap Kementerian Perindustrian dapat sepenuhnya mengamankan informasi yang diberikan oleh perusahaan, seperti halnya data industri lainnya yang tertuang dalam Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas). .
“Kami juga menghimbau kepada perusahaan industri untuk dapat mengisi survei IKI secara objektif sesuai dengan kondisi perusahaan, sehingga IKI dapat mencerminkan keadaan industri manufaktur yang sebenarnya dalam menghadapi berbagai dinamika perekonomian negara. Sehingga, kebijakan, intervensi dan insentif yang diberikan pemerintah agar industri manufaktur dapat lebih tepat sasaran,” tambah Airlangga.
Sektor industri, kata dia, akan terus didorong sebagai “motor” penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berdampak langsung pada peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, alih teknologi, dan peningkatan kesejahteraan. Hal ini diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan yang lebih tinggi pascapandemi guna mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Selain itu, Pemerintah juga bertekad untuk terus melaksanakan program hilirisasi sebagai salah satu agenda dalam mendukung pemulihan ekonomi dan reformasi struktural.
“Misalnya untuk program hilirisasi industri baja yang harus terus digenjot, dan juga untuk industri otomotif yang sama-sama memberikan kontribusi kinerja yang bagus,” tambahnya.
Turut hadir dalam upacara ini antara lain Menteri Perindustrian, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Sekjen Kementerian Perindustrian, Deputi Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kantor Eselon Kementerian Perindustrian, Wakil Ketua Kadin Indonesia, dan Pimpinan Asosiasi Industri di Indonesia.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Hati-hati, produksi RI sudah di ambang pintu!
(dpu/dpu)