Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,45% ke level 6.870,08 pada sesi I, Rabu (1/2/2023). IHSG pulih dari koreksi dua hari sebelumnya.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), 277 saham naik, 212 turun, dan 216 tidak bergerak.
Nilai transaksi cukup ramai mencapai Rp 6,14 triliun dengan volume perdagangan 10,85 miliar saham.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Duo saham berkapitalisasi besar utama, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), masing-masing menguat 1,75% dan 0,29%, membantu menopang IHSG.
Selain BBRI-BBCA, saham rokok dengan kapitalisasi pasar Rp 120,39 triliun, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga menaikkan IHSG dengan kenaikan 6,15%.
Sentimen domestik terkait inflasi turut mewarnai psikologi pasar hari ini.
Data inflasi periode Januari 2023 baru dirilis sekitar pukul 11.00 WIB, sejalan dengan prakiraan pasar, meski dengan angka yang lebih rendah.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Indeks Harga Konsumen per Januari 2023 mengalami inflasi mencapai 0,34%. Sementara itu, inflasi tahunan mencapai 5,28%.
Inflasi ini sesuai konsensus pasar yang disusun CNBC Indonesia dari 12 lembaga.
Konsensus pasar memperkirakan inflasi Januari 2023 akan menembus 0,44% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mtm). Inflasi akan jauh lebih rendah dibandingkan Desember 2022 yang tercatat sebesar 0,66%.
Hasil polling CNBC Indonesia juga memperkirakan inflasi secara tahunan (year on year/yoy) akan mencapai 5,40% pada bulan ini. Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan Desember 2022 yang tercatat sebesar 5,51%.
Secara tahunan, inflasi akan menurun seiring dengan meredanya dampak kenaikan harga BBM bersubsidi.
Tren penurunan tingkat inflasi tahunan dapat membantu meyakinkan investor di pasar modal Indonesia.
Analisis Teknis
JHISG dianalisis pada kerangka waktu per jam dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area atas (resistance) dan bawah (support).
Selain itu, indikator Fibonacci retracement juga digunakan untuk mencari resistance dan support terdekat.
Setelah mencapai 6.893 (dan tidak mampu menembus level Fibo 61,8%), ada dua candle merah, dan sebelum sesi penutupan saya ada candlestick doji.
Doji menunjukkan pola konsolidasi dimana investor menunggu arah pergerakan IHSG selanjutnya. Posisi candle ini mendekati level support terdekat berupa middle band BB dan Fiboretracement 38.2%
Selama IHSG masih berada di atas level support, IHSG akan menguji level resistance terdekat di 6.882.
Namun, jika IHSG menembus Fibo 38,2%, support kuat akan diuji di level 6.850-6.866, di mana terdapat zona demand di area tersebut.
Foto: Refinitif
grafik IHSG
Pergerakan JHSG juga terlihat dari indikator teknikal lainnya yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Harap dicatat, RSI adalah indikator momentum yang membandingkan besarnya kenaikan dan penurunan harga baru-baru ini selama periode waktu tertentu.
Indikator RSI berfungsi mendeteksi kondisi jenuh beli di atas level 70-80 dan kondisi jenuh jual di bawah level 30-20.
Posisi RSI ditutup sedikit ke 54,51 di sesi pertama.
Sedangkan jika dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 semakin mendekati garis MA 26 dan menunggu potensi golden cross.
Mencermati hal tersebut di atas, IHSG akan menguat dengan kecenderungan menurunkan persentase kenaikan secara normal dan berpeluang ditutup di zona hijau pada sesi kedua nanti dengan level support 6.854 dan resistance 6.880.
PENELITIAN CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Longsor di Detik-Detik Terakhir, IHSG Ditetapkan Selama 5 Hari
(trp/trp)