Jakarta –
Astronom dan astrofisikawan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menjelaskan secara ilmiah tentang perkiraan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Thomas menganalisis garis tanggal mulai Dzulhijjah menggunakan kriteria baru Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) ketinggian bulan minimal 3 derajat dengan elongasi geosentris minimal 6,4 derajat dari Perhitungan Astronomi Permohonan Persis PP dan Kriteria Odeh dari Permohonan Akurat Waktu.
Dikatakannya, kriteria MABIMS dan Odeh menunjukkan pada 18 Juni 2023 bulan sabit tidak akan terlihat di Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Jadi, 1 Dzulhijjah 1444 H berdasarkan perhitungan rukyat MABIMS 20 Juni 2023 dan Idul Adha 29 Juni 2023,” kata Thomas dikutip dari blog pribadinya, Rabu (31/5/2023).
Meski begitu, kata Thomas, penetapan Aidil Adha perlu dipastikan berdasarkan hasil majelis itsbat.
Thomas menjelaskan, di Arab Saudi, baik berdasarkan kriteria MABIMS maupun Odeh, hilal bisa terlihat pada 18 Juni, sehingga diperkirakan 1 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada 19 Juni 2023.
“Hari Wukuf 27 Juni 2023 dan Idul Adha 28 Juni 2023. Kita pasti menunggu hasil rukyat yang diumumkan Arab Saudi,” ujarnya.
Berbicara tentang analisis posisi Bulan, Thomas menjelaskan bahwa di Aceh, saat matahari terbenam, 18 Juni 2023, ketinggian bulan hanya 2,1 derajat. Menurut Thomas, saking rendahnya bulan sabit yang sangat tipis tidak mampu mengalahkan cahaya shafak yang masih cukup kuat.
Karena itu, secara astronomis mustahil menyaksikan hilal pada 18 Juni 2023. Thomas mengatakan, bulan Dzaulqa’dah bersifat isistmal (terisi) selama 30 hari dan 1 Dzulhijjah jatuh keesokan harinya, yakni 20 Juni 2023.
“Oleh karena itu, Idul Fitri diprediksi pada 29 Juni 2023. Kepastiannya menunggu pengumuman hasil pertemuan itsbat,” kata guru besar astronomi dan astrofisika itu.
Sedangkan di Makkah saat matahari terbenam, 18 Juni 2023, elevasi bulan 4,6 derajat dan elongasi geosentris 7 derajat. Diperkirakan bulan sabit cukup tebal untuk mengatasi cahaya shafak sehingga bulan sabit dapat terlihat pada tanggal 18 Juni 2023.
“Diperkirakan 1 Dzulhijjah 1444 19 Juni, wukuf 27 Juni, dan Idul Adha 28 Juni 2023. Kepastian menunggu pengumuman hasil rukyat di Saudi. Arab,” tutupnya.
Perlu Detikers ketahui bahwa perbedaan antara Indonesia dan Arab Saudi adalah karena kebulatan Bumi dan perputaran Bulan relatif terhadap Bumi. Jadi, semakin jauh ke Barat, semakin besar kemungkinan bulan sabit terlihat karena Bulan lebih tinggi.
Simak Video “Peneliti BRIN ‘Halalisasikan Darah Warga Muhammadiyah’ Minta Maaf”
[Gambas:Video 20detik]
(agt/fai)