Jakarta, CNBC Indonesia – Jakarta kelebihan pasokan ruang kantor untuk pekerja. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat hunian sehingga banyak gedung perkantoran yang terlihat kosong seperti “kantor hantu”.
Melansir Colliers Indonesia, tingkat okupansi atau occupancy rate ruang perkantoran di wilayah Jakarta, khususnya di Central Business District (CBD) hanya sebesar 74,7% pada kuartal IV – 2022. Hal ini menunjukkan penurunan sebesar 1% jika dibandingkan sebelumnya. seperempat.
Rata-rata okupansi perkantoran di luar CBD juga tercatat turun 4,3% menjadi 70,8% pada kuartal IV 2022 dari kuartal sebelumnya.
Senior Associate Director Colliers International Research Ferry Salanto membeberkan alasan berkurangnya okupansi ruang kantor akibat pandemi Covid-19 yang terjadi dalam dua tahun terakhir. Hal ini membuat ekspansi banyak perusahaan terhambat.
Selain itu, banyak juga pelaku bisnis yang menunda perluasan ruang kantor untuk menghemat biaya operasional. Selain itu, banyak perusahaan multinasional yang belum memutuskan untuk pindah kantor.
“Salah satu penyebab penurunan rata-rata okupansi pada 2022 adalah kurangnya komitmen dari penyewa. Pasokan yang besar ke depan membuat kecenderungan rata-rata okupansi menurun di dalam dan di luar CBD,” tulis Ferry dalam laporannya, dikutip Minggu. (29/1/2023) .
Dalam laporannya, Ferry menyebutkan hingga 2025 setidaknya akan ada pasokan ruang kantor baru seluas 700 ribu meter persegi. Pada tahun 2023 diperkirakan akan ada tambahan ruang kantor seluas 320 ribu meter persegi, dari lima gedung perkantoran yang telah selesai dibangun.
Lebih tepatnya di tahun 2022, di kuartal pertama baru 2 kantor yang selesai dibangun. Yakni Menara PNB yang sebelumnya bernama Office One dan Menara BRI. Sehingga total pasokan perkantoran di kawasan CBD mencapai 7,04 juta meter persegi.
Ferry melihat permintaan ruang kantor menurun pada akhir tahun 2022 dan melihat isu ketidakpastian ekonomi global pada tahun 2023. Sehingga banyak perusahaan yang berhati-hati untuk pindah kantor.
“Beberapa rencana ekspansi dibatalkan karena penyewa harus merencanakan biaya besar di awal. Ini mempengaruhi situasi keuangan perusahaan,” katanya.
Selain itu, pandemi telah mengubah tren kebutuhan kantor. melihat semakin populernya model kerja hybrid dengan ruang kantor yang fleksibel.
[Gambas:Video CNBC]
(demi)