Makassar, CNN Indonesia —
Hampis seluruh daerah di Sulawesi Selatan mengalami kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sepanjang kemarau pada September 2023 dengan luas lahan terbakar mencapai 247,26 hektar. Delapan kabupaten terdampak cukup parah.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pemprov Sulsel tercatat kasus kebakaran hutan dan lahan yang cukup parah terjadi di delapan kabupaten yakni, Enrekang seluas 20 ha, Gowa seluas 37,6 ha, Luwu Timur seluas 55,5 ha, Maros seluas 22 ha, Sidrap seluas 10 ha, Soppeng seluas 20 ha, Tana Toraja seluas 13,8 ha dan Toraja Utara seluas 40 ha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Iya, total kebakaran hutan dan lahan periode September seluas 247,26 ha,” kata Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sulsel, Andi Hasbi Nur kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/9).
Hasbi membeberkan dari jumlah 247,26 ha luas kebakaran hutan dan lahan yang terbakar terbagi atas kawasan luar hutan dan dalam kawasan hutan.
“Untuk luar kawasan hutan yang terbakar seluas 148,4 ha dan kawasan hutan seluas 98,86 ha,” bebernya.
Sementara untuk penyebab kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sepanjang musim kemarau ini, kata Hasbi disebabkan kelalaian manusia sendiri.
“Faktor utama penyebabnya karena kelalaian manusia, seperti membuang puntung rokok dan pembukaan lahan untuk kebun, sehingga mengakibatkan kebakaran,” jelasnya.
Hasbi menuturkan dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan saat ini proses pemadaman dilakukan berbagai pihak bersama warga setempat, sehingga kebakaran hutan dan lahan dapat dikendalikan.
“Upaya penanggulangan dilakukan melalui pemadam oleh MA DAOPS Sulawesi II/Malili dan MA DAOPS Sulawesi I/Gowa, polisi kehutanan, masyarakat dan pemerintah kabupaten kota,” ujarnya.
(mir/pmg)
[Gambas:Video CNN]