Jakarta, CNNIndonesia —
Kementerian Keuangan mempresentasikan kasus dua mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak (JP) yang merupakan konsultan pajak terkait harta jumbo pejabat eselon III Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Rafael Alun Trisambodo (RAT) kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Terkait pernyataan KPK terkait nama dua mantan pejabat KKP yang menjadi anggota komplotan RAT, kami menghormati dan mempercayakan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada KPK yang juga telah bekerja sama dengan Irjen Pol Kemenkeu, ” kata Direktur. Penyuluhan, Pelayanan dan Humas DJP Neilmaldrin Noor kepada CNNIndonesia.com, Selasa (7/3).
Neilmadrin menambahkan, tugas pengawasan internal DJP selama ini dilakukan oleh Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Aparatur (KITSDA) bekerja sama dengan Itjen Kementerian Keuangan melalui pengawasan Three Line Defense.
Sebelumnya, Deputi Pencegahan dan Pengawasan KPK, Pahala Nainggolan mengaku telah menggeledah data dua mantan pejabat KPK yang menjadi konsultan pajak terkait aset Rafael.
“Sudah (kantong data). Kami dapat dua,” kata Pahala saat dihubungi, Senin (3/6).
Pahala mengatakan, data tersebut diperoleh KPK setelah berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
“Tadi pagi saya komunikasi dengan PPATK, jadi kita sudah tahu namanya siapa, konsultan apa, kita sudah tukar data, kita dapat apa dan PPATK dapat apa,” ujarnya.
KPK dan PPATK terlebih dahulu merumuskan strategi terkait pembuktian tindak pidana korupsi, kemudian baru menyentuh tindak pidana pencucian uang (TPPU) dalam kasus Rafael.
Pahala mengatakan akan mencari cara lain untuk melacak konsultan pajak Rafael yang kabur ke luar negeri. Saat ini, KPK tidak mengutamakan penampilan fisik seseorang untuk diperiksa, melainkan data dari rekening yang telah dibekukan oleh PPATK.
“Jadi, kita katakan kita tidak fokus secara fisik apakah dia dipanggil atau tidak, atau dia akan pergi ke luar negeri, saya kira. Karena ini belum proses hukum, kita cari jalan lain, yang penting kita semua pergi dari sekarang,” kata Pahala.
[Gambas:Video CNN]
(fby/dzu)