Jakarta, CNBC Indonesia – Situasi di Rusia tidak lagi sama setelah operasi militer Presiden Vladimir Putin ke Ukraina. Sekarang, November dan Desember dikatakan sebagai bulan paling menyedihkan di Moskow.
“Suasana di Moskow dan pedesaan sekarang sangat suram, sepi, terintimidasi dan putus asa,” kata Lisa (34), warga Moskow yang berprofesi sebagai produser film, mengutip CNN International, Kamis (24/11/2022).
“Cakrawala perencanaan serendah sebelumnya. Orang tidak tahu apa yang mungkin terjadi besok atau setahun dari sekarang.”
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Kehidupan Rusia dikatakan tidak lagi sama. Serangan mendadak Putin di Ukraina menyebabkan sanksi besar-besaran dari Barat yang membuat perekonomian negara terhenti. Tak heran jika banyak toko tutup di banyak jalan di ibu kota.
Sementara rak-rak di sebagian besar toko tetap terisi penuh, produk-produk Barat menjadi semakin langka dan semakin mahal. Kenaikan harga mempersulit banyak rumah tangga Rusia untuk bertahan hidup.
“Hal-hal normal menghilang, dimulai dengan tisu toilet dan Coca-Cola, diakhiri dengan pakaian,” kata Lisa. “Tentu saja, kamu bisa terbiasa dengan semua ini, ini sama sekali bukan yang terburuk.”
Lisa juga mengkritik pemerintah dan perusahaan Barat yang telah meninggalkan pasar Rusia sebagai tanggapan atas serangan Ukraina. “Saya tidak begitu tahu bagaimana ini bisa membantu menyelesaikan konflik, karena ini memengaruhi orang biasa, bukan pembuat keputusan,” kata Lisa.
Beberapa ekonom percaya Rusia akan menghadapi kesulitan ekonomi yang semakin besar dan populasi yang akan semakin kritis terhadap operasi militer khusus di tengah kekalahan pasukan Kremlin di beberapa bagian Ukraina.
Sergey Javoronkov, peneliti senior di Institut Kebijakan Ekonomi Gaidar, mengatakan situasinya lebih kritis dari sebelumnya.
“Ini karena harga ekonomi dan ketidakpuasan dengan tugas yang belum selesai, bertentangan dengan ekspektasi yang dibuat oleh Kremlin,” katanya.
“Kami seharusnya menang. Para pejabat berjanji akan merebut Kyiv dalam tiga hari, tapi, seperti yang kita lihat, itu ternyata bodoh,” jelasnya.
“Dalam pidatonya pada 24 Februari, (Presiden Rusia) Vladimir Putin menyatakan bahwa operasi militer hanya akan dilakukan oleh tentara profesional. Tetapi pada bulan September diumumkan mobilisasi parsial, juga langkah yang tidak populer. Mereka yang tidak ingin berperang sedang direkrut.”
“Itu adalah efek yang terkenal: kemenangan perang singkat dapat membangkitkan semangat, tetapi jika perang berlanjut tanpa akhir dan tidak membawa hasil yang diinginkan, maka kekecewaan akan menyusul,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Tentara Putin Mulai Lemah di Ukraina, Ini Bukti Terbarunya
(Luc/Luc)