Jakarta, CNNIndonesia —
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) meminta perlindungan bagi korban Gempa Cianjur lebih ramah terhadap anak-anak, wanita, lansia dan kelompok rentan lainnya.
Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengaku prihatin atas bencana tersebut, apalagi banyak anak-anak yang menjadi korban. Oleh karena itu KPPPA terjun langsung ke lokasi bencana untuk memastikan hak tersebut terpenuhi.
“Memeriksa langsung situasi di lokasi bencana untuk memastikan para pengungsi, khususnya perempuan dan anak-anak mendapatkan penanganan yang baik,” kata Bintang dalam keterangan tertulis, Rabu (23/11).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Bintang mengatakan, pihak terkait harus menyediakan toilet terpisah untuk laki-laki dan perempuan, serta penerangan yang baik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Sehingga dapur umum berperspektif perempuan dan anak, dimana penyajian makanan memperhatikan kebutuhan anak-anak,” ujarnya.
Ia mengaku akan segera menggelar pertemuan dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Pengawasan Kependudukan, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A). ) Kabupaten Cianjur. ), dan beberapa pemangku kepentingan lainnya. .
Menurutnya, harus ada pemetaan data di 11 titik transfer. Bintang mengatakan hal ini penting agar intervensi tepat sasaran.
“KPPPA akan memastikan adanya desentralisasi data agar intervensi yang dilakukan tepat sasaran, serta pendampingan psikososial yang dibutuhkan para pengungsi,” ujarnya.
Sebelumnya, gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang wilayah Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11) sore. Korban tewas tercatat sebanyak 268 orang pada pukul 17.00 WIB, Selasa (22/11). Dari jumlah tersebut, 122 orang telah diidentifikasi.
Sementara itu, sebanyak 22.198 unit rumah rusak akibat gempa hingga Selasa (22/11). Jika dirinci, seluruh rumah yang rusak terbagi menjadi tiga kategori, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat.
(Yala/Senin)
[Gambas:Video CNN]