Solo, CNN Indonesia —
Pura Mangkunegaran menciptakan tarian baru bernama ‘Mandaya Sih’. Tarian ini diciptakan khusus untuk memeriahkan upacara pernikahan Kaesang Pangarep bersama Erina Gudono di Pura Mangkunegaran yang akan digelar pada Minggu (11/12).
Tarian tersebut akan dibawakan untuk menyambut kedatangan kedua mempelai dari lokasi upacara Ngunduh Mantu di Loji Gandrung.
Koreografer Mandaya Sih, Rusini, mengatakan ‘Mandaya’ berasal dari bahasa Kawi yang berarti selalu berusaha. Sedangkan ‘Sih’ berarti cinta atau kasih sayang.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Jadi usahakan selalu agar cinta langgeng. Ini yang ingin kami sampaikan,” kata Rusini.
Mandaya Sih adalah tarian memberi atau berpasangan. Tarian ini menggambarkan sepasang kekasih.
Setiap pasangan terlihat mesra di sebagian besar tarian tujuh menit itu. Namun, terkadang mereka terlihat menjauhkan diri dan saling kejar-kejaran, menggambarkan masalah yang dihadapi dalam percintaan.
Menurut Rusini, meski diciptakan untuk pernikahan Kaesang-Erina, tarian itu juga berlaku untuk semua pasangan.
“Baik hubungan antara pria dan wanita yang sudah lama menikah, baru menikah, atau masih pacaran, mereka bisa berusaha agar cintanya selalu tumbuh, bersinar selamanya,” ujarnya.
Gerakan tari Mandaya Sih sendiri diambil dari khazanah tari di Pura Mangkunegaran yang telah berusia ratusan tahun. Diantaranya adalah tari Gambyong Pareanom (abad ke-20), Golek Lambangsari (abad ke-19), dan beberapa varian tari wireng.
Rusini membuat koreografi Mandaya Sih untuk dipentaskan oleh tiga pasang penari pria dan wanita.
Tugas penciptaan tari tersebut dipercayakan kepada Langenpraja Kemantren oleh Pusat Kebudayaan Mangkunegaran Kawedanan yang dipimpin oleh GRAJ Ancillasura Marina Wirasudjiwo.
“Saya menerima pesanan dari Gusti Sura (panggilan Ancillasura) pada akhir November lalu,” ujarnya.
Rusini juga hanya memiliki waktu kurang dari sebulan untuk mengerjakan pekerjaannya. Karena itu, perempuan berusia 74 tahun itu langsung memikirkan konsep tarian tersebut untuk dikawinkan dengan aransemen gamelan yang mengiringi tarian tersebut.
“Setelah saya renungkan komposisi karya ini, saya langsung menghubungi penciptanya. Maksud saya ini, bagian ini saya butuh sekian, saya butuh sekian,” ujarnya.
Pangarsa Kemantren Langenparaja, Samsuri (60) mengatakan, pihaknya hanya menyiapkan satu tarian untuk memeriahkan pernikahan Kaesang-Erina.
Selain itu, Kemantren Langenpraja hanya menghadirkan seperangkat gamelan yang terus dibunyikan sepanjang acara.
“Hanya satu tarian di siang hari. Di pura Pura Mangkunegaran. Setelah itu hanya klenengan (musik gamelan). Tidak ada lagi tarian,” katanya.
(sid/tsa)
[Gambas:Video CNN]