Jakarta, CNBC Indonesia – Tantangan perekonomian dunia masih akan berlanjut di tahun 2023. Kondisi keuangan yang ketat akibat fundamental ekonomi makro dan geopolitik global masih berlanjut. Lonjakan inflasi menjadi faktor yang membayangi perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun depan.
Kepala Investasi Global Credit Suisse Michael Strobaek mengatakan investor harus mematuhi proses investasi yang kuat dan mendiversifikasi investasi mereka secara luas. 2022 menghadirkan lingkungan yang sangat sulit bagi investor. Inflasi menjadi perhatian menjelang tahun ini, dan dimulainya perang di Ukraina mendorong harga naik lebih jauh.
“Jika 2022 menghadapkan investor dengan tantangan yang berat, 2023 kemungkinan besar juga akan menantang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (29/11/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Michael menjelaskan, ancaman lonjakan inflasi dipicu oleh reaksi bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuannya. Kenaikan suku bunga telah menunjukkan tekad mereka untuk menurunkan inflasi dengan pengetatan kebijakan moneter secara agresif.
“Tentu mereka tidak akan mampu memperlambat laju kenaikan suku bunga sebelum inflasi riil terus turun,” katanya.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa menunjukkan perlambatan. Faktanya, zona euro dan Inggris mungkin sudah tergelincir ke dalam resesi.
Ke depan, lanjutnya, ia memperkirakan volatilitas pasar keuangan akan tetap tinggi seiring dengan masih adanya risiko dan kondisi keuangan global yang masih ketat. Hal ini kemungkinan akan terus menghambat pertumbuhan dan, selanjutnya, aset berisiko.
“Namun, investor bisa menemukan peluang, terutama di fixed income, seperti yang kami tampilkan dalam Investment Outlook tahun ini,” katanya.
“Saya percaya bahwa beberapa bulan terakhir telah dengan jelas menegaskan kembali pentingnya mematuhi prinsip-prinsip investasi yang sehat, mengikuti proses investasi yang ketat yang sejalan dengan tujuan keuangan jangka panjang seseorang dan mencari diversifikasi yang luas, termasuk investasi alternatif,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Credit Suisse Butuh Tambahan Modal Jumbo
(merampok/ayh)