Jakarta –
badai PHK di perusahaan teknologi diperkirakan akan berlanjut tahun depan karena situasi ekonomi yang tidak menentu. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate juga meminta perusahaan rintisan dan teknologi di Indonesia melakukan efisiensi tapi bukan PHK.
Berbicara di Cominfo Digital Economy Forum, Johnny mengatakan efisiensi tidak sama dengan pemutusan hubungan kerja atau PHK. Menurutnya, pemutusan hubungan kerja hanya akan menyelesaikan satu masalah tetapi dapat menimbulkan masalah baru yang lebih besar bagi negara
“Tren PHK ini akan semakin meningkat. Kami berusaha untuk benar-benar fokus dan cermat mencari cara dalam diri masing-masing agar efisien,” kata Johnny di Jakarta, Kamis (12/1/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Tolong cari dengan baik, tapi jangan terlalu mudah melakukan pemutusan hubungan kerja,” tambahnya.
Direktur INDEF Tauhid Ahmad juga sejalan dengan himbauan Johnny. Tauhid mengatakan masih banyak hal yang bisa dilakukan perusahaan atau start-up untuk menghemat uang tanpa merumahkan karyawan, misalnya memotong gaji direksi, bekerja dari rumah, atau menunda investasi.
Namun diakui Tauhid, PHK merupakan cara efisiensi tercepat sehingga menjadi pilihan manajemen. Selain itu, biaya operasional tertinggi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah untuk sumber daya manusianya.
“Apakah direksi mau gajinya dikurangi, apakah pimpinan dipotong dividennya, hasilnya semua akan dikembalikan untuk menutupi biaya operasional hingga 2023 karena kerusuhan masih akan terjadi hingga tahun depan. Itu harus dilakukan, tapi tidak semua orang berani. untuk melakukannya,” ujar Tauhid dalam kesempatan yang sama.
Simak Video “Kesediaan Indonesia Bekerja Sama dengan Sekjen ITU Baru Atasi Kesenjangan Digital”
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/fyk)