liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI

Oksigen Diprediksi Menghilang dari Bumi, Kapan?

Oksigen Diprediksi Menghilang dari Bumi, Kapan?

Jakarta

Bumi lingkungan kita yang kaya oksigen memungkinkan kehidupan berkembang. Tapi planet yang kita tinggali ini tidak akan selamanya seperti ini. Para ilmuwan memperkirakan bahwa, di masa depan, atmosfer bumi dapat kembali menjadi atmosfer rendah yang kaya akan metana. oksigen.

Ini dapat terjadi dalam jangka waktu yang lama, sekitar 1 miliar tahun atau lebih. Tetapi ketika perubahan datang, itu akan terjadi dengan cepat, menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2021 di Nature Geoscience.

Transisi ini akan membawa Bumi kembali ke keadaan sebelum Great Oxidation Event (GOE) sekitar 2,4 miliar tahun lalu.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Terlebih lagi, para peneliti di balik studi tersebut mengatakan bahwa oksigen atmosfer tidak mungkin menjadi fitur permanen dari dunia yang layak huni secara umum, yang berimplikasi pada upaya kita untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan lebih jauh di alam semesta.

“Model tersebut memproyeksikan bahwa deoksigenasi atmosfer, dengan O2 atmosfer yang turun tajam ke tingkat yang mengingatkan kita pada Bumi Archaean, mungkin telah dipicu sebelum timbulnya kondisi rumah kaca lembab dalam sistem iklim.” Bumi dan sebelum hilangnya air permukaan secara ekstensif dari atmosfer,” para peneliti menjelaskan dalam makalah mereka.

Saat itu, lanjut para peneliti, akan menjadi akhir dari kehidupan manusia dan sebagian besar bentuk kehidupan lain yang bergantung padanya oksigen.

Untuk mencapai kesimpulan mereka, para peneliti melakukan model rinci biosfer Bumi, dengan mempertimbangkan perubahan kecerahan Matahari dan penurunan tingkat karbon dioksida yang sesuai, karena gas dipecah oleh peningkatan tingkat panas. Lebih sedikit karbon dioksida berarti lebih sedikit organisme fotosintetik seperti tumbuhan, yang akan menghasilkan lebih sedikit oksigen.

Para ilmuwan sebelumnya memperkirakan bahwa peningkatan radiasi Matahari akan menghapus air laut dari muka planet kita dalam waktu sekitar 2 miliar tahun. Tapi model di sini, berdasarkan rata-rata kurang dari 400.000 simulasi, mengatakan kekurangan oksigen akan membunuh kehidupan.

“Penipisan oksigen sangat, sangat ekstrem,” kata ilmuwan Bumi Chris Reinhard, dari Institut Teknologi Georgia, dikutip dari New Scientist.

“Kita berbicara tentang satu juta kali lebih sedikit oksigen daripada yang ada sekarang.”

Apa yang membuat penelitian ini begitu relevan saat ini adalah pencarian planet layak huni di luar Tata Surya. Teleskop yang semakin canggih mulai bekerja, dan para ilmuwan ingin tahu apa yang harus mereka cari dalam jumlah besar data yang dikumpulkan oleh instrumen ini.

“Kita mungkin perlu berburu biosignatures selain oksigen untuk kesempatan terbaik menemukan kehidupan,” kata para peneliti.

Studi mereka adalah bagian dari proyek NExSS (Nexus for Exoplanet System Science) NASA yang menyelidiki kelayakhunian planet selain Bumi.

Menurut perhitungan yang dilakukan oleh Reinhard dan ilmuwan lingkungan Kazumi Ozaki, dari Universitas Toho di Jepang, sejarah Bumi orang kaya oksigen mungkin hanya 20-30% dari seluruh kehidupan planet ini, namun kehidupan mikroba akan terus berlanjut setelah kita tiada.

“Atmosfer setelah deoksigenasi intensif ditandai dengan peningkatan metana, kadar CO2 rendah, dan tidak ada lapisan ozon,” kata Ozaki.

“Sistem Bumi mungkin akan menjadi dunia bentuk kehidupan anaerobik,” pungkasnya.

Simak Video “Gempa M 6,8 Guncang Enggano Bengkulu!”
[Gambas:Video 20detik]

(rns/rns)