Jakarta –
Setelah sangat menang, ponsel BlackBerry akhirnya tenggelam dan sudah lama tidak diproduksi. Lantas bagaimana dengan nasib perusahaan induknya yang juga disebut BlackBerry?
Jawabannya bagus. Mereka pindah ke bisnis teknologi lain dan sukses. Unit keamanan sibernya berfokus pada perlindungan aplikasi ponsel cerdas dan situs web perbankan seluler. sedangkan internet of things nit berfokus pada komunikasi teknologi di mobil.
“Kami sekarang memiliki pangsa pasar perangkat lunak yang disematkan di kebanyakan mobil besar,” kata CEO BlackBerry John Chen, seperti dikutip detikINET dari CNBC, Senin (28/11/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Ya, klaim John Chen tidak dibuat-buat. Teknologi perusahaan teknologi yang berbasis di Kanada itu saat ini ada di sekitar 215 juta mobil dan, menurut BlackBerry, masih terus berkembang.
BlackBerry Seperti diketahui, dulu sempat merajai pasar smartphone, mulai dari Amerika Serikat hingga Indonesia. Pada 2010, hampir separuh pelanggan ponsel pintar AS menggunakan BlackBerry, menurut Comscore. Di Indonesia, semua orang menggunakannya untuk mengirim pesan melalui BlackBerry Messenger atau BBM. Saat itu, WhatsApp belum banyak digunakan.
BlackBerry dikenal dengan keyboard fisiknya yang mumpuni dan keamanan dunia maya yang canggih pada masanya. Namun, setelah ponselnya tidak disukai konsumen karena kedatangan iPhone dan Android, BlackBerry mengubah jalur bisnisnya.
“Setelah beberapa tahun, kami menyadari bahwa kami tidak akan mampu meningkatkan volume penjualan kami BlackBerry,” kata John Chen, CEO BlackBerry. “Jadi, kami membuat perubahan signifikan untuk menjadi perusahaan yang hanya menggunakan perangkat lunak dan berfokus pada keamanan dan dunia maya, hal-hal seperti itu.”
Simak Video “BlackBerry Jual Paten Ponsel Seharga Rp 8,6 Triliun, Ini Faktanya…”
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)