Jakarta –
Penggemar herpetologi, cabang zoologi yang mempelajari kehidupan reptilia dan amfibi, mungkin berpikir bahwa Pulau Ular di Brazil adalah tempat yang ingin mereka kunjungi. Berani ke sana?
Di Brasil ada pulau terpencil di lepas pantai tempat tinggal ular. Ilha da Queimada Grande, nama aslinya Pulau Ular, terletak sekitar 144 kilometer dari São Paulo.
Akses ke pulau itu hampir dilarang, karena Angkatan Laut Brasil mengontrol siapa yang diizinkan masuk ke pulau itu untuk keselamatan mereka sendiri, serta untuk keselamatan ular.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Beberapa ilmuwan dan perwira Angkatan Laut yang diberi akses ke pulau itu harus melalui prosedur yang sangat ketat. Ular yang menghuni pulau tersebut bukanlah ular biasa, karena termasuk tombak emas, Bothrops insularis, ular berbisa yang tumbuh hingga lebih dari setengah meter.
Racun mereka bekerja sangat cepat karena hewan ini memakan burung. Racunnya sangat mematikan sehingga membunuh hewan dan melelehkan daging manusia hampir seketika.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa kawanan burung masih mau ‘berkunjung’ ke pulau itu hanya untuk menjadi korban. Sayangnya, mereka membutuhkan pulau itu sebagai perhentian transit di jalur migrasi mereka.
Dikutip dari IFL Science, pembatasan akses yang ketat ke pulau itu bukan hanya untuk keselamatan manusia, tapi juga untuk ular memiliki
Seperti disebutkan sebelumnya, racun ujung tombak emas sangat mematikan. Karena itu, ular ini sangat diminati secara ilmiah dan diminati oleh para kolektor hewan.
Pemburu mendapatkan hewan-hewan ini sehingga mereka dapat menjualnya di pasar gelap. Dengan membatasi kunjungan ke Pulau Ular, mudah untuk menemukan mereka yang mau mengambil risiko perjalanan ke sana.
Dalam sebuah wawancara dengan ahli biologi evolusi Dr Arie van der Meijden, dulu ada tren penjualan racun kalajengking. Racun hewan dianggap sebagai cairan paling berharga di dunia, serta bisa ular.
Hal lain yang menarik tentang Pulau Ular, ada mercusuar di pulau itu. Bangunan tersebut merupakan satu-satunya bukti yang tersisa dari segelintir orang yang tinggal di Pulau Ular antara tahun 1909 hingga 1920-an, yaitu seorang penjaga mercusuar dan keluarganya.
Menurut Majalah Smithsonian, kisah mereka berakhir tragis, karena mereka semua terbunuh saat hewan itu merangkak masuk melalui jendela.
Simak Video “Puluhan Anak Kekerasan Warga Trenggalek, Ibu Misterius”
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)