Jakarta, CNBC Indonesia – Industri pernikahan di China kini menghadapi ancaman besar. Industri yang diperkirakan bernilai hampir US$ 500 miliar (Rp 7.686 triliun) ini mulai merugi akibat menurunnya jumlah pasangan yang ingin menikah.
“Jumlah pernikahan menurun dan hanya sedikit yang bersedia mengeluarkan banyak uang untuk pernikahan,” kata Yuan Jialiang, salah satu pemilik bisnis perencanaan pernikahan di Shanghai, seperti dikutip Reuters, Selasa (19/9/2023).
“Masa depan industri ini tampaknya tidak menjanjikan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tahun lalu, terdapat 6,8 juta pernikahan di seluruh China. Jumlah ini 800.000 lebih sedikit dibandingkan tahun 2021 dan merupakan angka terendah sejak pemerintah mulai mempublikasikan data tersebut pada tahun 1986.
Diketahui tren tersebut juga terjadi seiring melemahnya perekonomian dan berkurangnya kepercayaan konsumen.
Fenomena ini mengkhawatirkan para pejabat yang berupaya menghidupkan kembali perkawinan, dan kelahiran, yang angkanya turun ke rekor terendah tahun lalu, yang menyebabkan penurunan jumlah penduduk untuk pertama kalinya dalam 60 tahun.
“Ada banyak konsumen yang hanya mengatakan ‘baiklah, pernikahan bukanlah hal yang tepat bagi saya’ dan banyak orang dewasa muda di China merasa bahwa membesarkan anak itu terlalu mahal,” kata Ben Cavender, pengelola direktur dan kepala strategi di China Market Research Group.
“Industri pernikahan tradisional China mungkin sedang menghadapi masa-masa sulit.”
Sempat Jadi Bisnis Menjanjikan
Sebelum pandemi ini melanda, pernikahan adalah bisnis besar di China. Bahkan Daxue Consulting memperkirakan industri ini bernilai 3,6 triliun yuan (Rp7.584 triliun) pada tahun 2020.
Pasangan biasanya memilih perhiasan emas, dekorasi rumit, dan tempat mewah, namun Frank Chen dari Chen Feng Wedding Planning di Shanghai mengatakan hanya sedikit pernikahan tahun ini yang memiliki anggaran lebih dari 100.000 yuan (Rp210 juta).
“Orang-orang lebih cenderung memilih pernikahan yang sederhana dan khusus,” kata Chen, seraya menambahkan bahwa satu dekade lalu, adalah hal biasa bagi pasangan untuk menghabiskan jutaan yuan.
Banyak pernikahan yang direncanakan pada tahun 2022 ditunda karena lockdown akibat Covid-19, sehingga tahun 2023 menjadi tahun yang lebih sibuk bagi beberapa perusahaan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Resesi Seks Makin Ngeri, Angka Pernikahan China Terjun Bebas
(luc/luc)