Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Jokowi menginstruksikan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengantisipasi dampak resesi, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Salah satu fokus kebijakan pemerintah adalah melindungi petani yang hasil panennya berisiko gagal terserap pasar secara maksimal. Juga untuk mengantisipasi krisis pangan tahun depan karena situasi pasokan global yang masih belum stabil.
Demikian hasil Sidang Kabinet pada Selasa (6/12) yang menghasilkan beberapa rumusan kebijakan penting untuk mengantisipasi resesi ekonomi.
Menteri BUMN Erick Thohir bertindak cepat menerapkan program perlindungan bagi petani. Program yang diberikan adalah agar BUMN menjadi off taker atau menyerap hasil produksi petani saat panen.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Kita berbicara tentang resesi pangan yang harus diantisipasi. Oleh karena itu, kami sebagai BUMN mendesak kemungkinan yang sudah dibicarakan Presiden, bagaimana BUMN bisa menjadi off taker,” ujar Erick dalam keterangannya dikutip Rabu (12/7). . ).
Erick menjelaskan, pihaknya saat ini tengah membuat skema terkait langkah BUMN untuk menyerap hasil produksi petani. Kementerian BUMN, kata Erick, sedang menyiapkan skema penugasan beberapa BUMN yang terlibat.
Melibatkan beberapa BUMN. Tidak hanya BUMN sebagai penyerap barang kebutuhan pokok, tetapi juga kelompok bank BUMN yang akan dilibatkan dalam program perlindungan petani.
“Saya usul dananya disimpan di Himbara dan tidak langsung di BUMN. Disimpan di Himbara dengan bunga rendah. Sehingga ketika kita ingin membeli urusan petani tidak lagi mahal,” kata Erick.
Erick mengatakan, kebijakan penyerapan produksi petani ini akan sangat penting bagi perekonomian mikro dan makro. Selain menjamin keberlangsungan ekonomi petani, kebijakan ini diyakini akan berdampak ganda pada seluruh rantai pasokan pangan nasional. “Karena ini benar-benar ekonomi bergulir. (Kebijakan) ini yang sedang kita petakan,” ujar Erick.
Istilah Krisis Pangan BUMN
Dalam pengamanan rantai pasok pangan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) siap ikut menjaga ketahanan pangan negara. Pasalnya, kondisi rantai pasok dunia diperkirakan akan terus terganggu pada tahun depan. Oleh karena itu, salah satu kunci untuk bertahan hidup, Indonesia harus mampu menjaga perubahan kondisi pasokan atau rantai pasok pangan negara.
Erick menegaskan, BUMN siap menjadi pembeli siap pakai (off taker) barang kebutuhan pokok tahun depan. Namun dengan syarat harus disertai penugasan yang jelas dari pemerintah kepada BUMN yang menjalankan fungsi Off Taker.
Penugasan ini diperlukan agar pimpinan di BUMN yang menerapkan Off Taker tidak ragu dan khawatir atas dugaan pelanggaran yang dituduhkan kepada mereka.
“Bulog bisa menjadi stabilisator (harga), dimana saat pengambilan barang (sembako) ternyata saat harus dikeluarkan malah tidak bisa dilepas, karena harga saat pembelian lebih tinggi dari saat akan dilepaskan. Sehingga dikhawatirkan akan merugikan negara. Meski konsepnya berbeda,” kata Erick.
Erick menegaskan, mekanisme pelaksanaan fungsi off taker perlu dikendalikan agar tersedia dana yang besar. Dimana dana tersebut disimpan di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dengan bunga rendah. Dengan dana tersebut, BUMN yang menjalankan fungsi off taker menyerap bahan pokok dari petani setiap saat, baik saat harga naik maupun turun.
“Kemudian Bulog bisa menjadi pembeli bahan pangan pokok dari petani yang diputuskan pemerintah seperti beras, jagung, tebu dan lain-lain. Ini bagian dari upaya pengamanan rantai pasok pangan. Hal ini penting karena rantai pasok dunia akan tetap akan terganggu tahun depan,” kata Eric.
Ia mengatakan, peran BUMN dalam ketahanan pangan merupakan salah satu bentuk harapan untuk menurunkan harga pangan. Potensi inflasi yang tinggi tahun depan bisa disebabkan oleh dua sumber, yakni tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) dan melonjaknya harga pangan.
“Jadi, BUMN harus membantu Kementerian lain, bagaimana mengintervensi kebutuhan pangan yang fluktuatif dan turun. Namun tetap dengan penugasan yang jelas, mana yang berorientasi pasar dan mana penugasan non pasar. Salah satu mekanisme yang didorong adalah berapa besar dana yang ditempatkan. .di Himbara dengan bunga rendah, maka ID Food bisa ditetapkan sebagai pasar, dan Bulog sebagai stabilisator,” jelas Erick.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Jokowi Bahas Subsidi BBM, Ekonomi Gelap hingga Isu 3 Istilah
(hai/hai)