Jakarta, CNBC Indonesia – Uni Eropa berencana untuk memukul Rusia dengan sanksi baru menjelang peringatan serangan Moskow di Ukraina.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen saat berkunjung ke Kyiv, Kamis (2/2/2023).
“Kami akan memperkenalkan batas harga tambahan dengan mitra G7 kami untuk produk minyak Rusia, dan pada 24 Februari, tepat satu tahun sejak invasi dimulai, kami bertujuan untuk menerapkan paket sanksi ke-10,” katanya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Menurutnya, sanksi yang ada telah “menggerus” perekonomian Rusia. Dia juga memperkirakan bahwa pembatasan harga minyak Rusia merugikan Moskow sekitar 160 juta euro per hari.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Uni Eropa untuk segera menjatuhkan sanksi lebih lanjut kepada Rusia.
“Kami melihat hari ini bahwa tingkat sanksi di Eropa sedikit melambat,” kata Zelensky.
“Negara-negara teroris malah meningkatkan tingkat adaptasi terhadap sanksi. Ini harus diselesaikan. Kami yakin bisa melakukannya bersama-sama.”
Dia juga memperingatkan bahwa Moskow sedang menyusun kembali pasukan untuk melakukan “balas dendam” di Eropa dan Ukraina.
“Sekarang Rusia sedang memusatkan kekuatannya. Kita semua tahu itu. Rusia bersiap untuk mencoba membalas dendam, tidak hanya terhadap Ukraina, tapi juga terhadap Eropa bebas dan dunia bebas,” kata Zelensky.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuding Barat ‘semata-mata’ ingin membantu Ukraina, tetapi juga ingin menghancurkan Moskow.
Lavrov juga mengkritik ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen yang mengunjungi Kyiv pada hari yang sama.
“Ursula von der Leyen … mengatakan bahwa hasil perang harus menjadi kekalahan bagi Rusia, kekalahan yang selama beberapa dekade, selama beberapa dekade, Rusia tidak dapat memulihkan ekonominya,” kata Lavrov.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Putin Makin Gila, Uni Eropa Siap Jatuhkan ‘Bom’ Baru
(Luc/Luc)