Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah dunia jatuh di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global dan karena peningkatan persediaan minyak AS yang lebih besar dari perkiraan.
Pada perdagangan Selasa (25/1/2023) harga minyak mentah Brent turun 2,3% menjadi US$86,13 per barel. Sedangkan light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) tercatat US$80,13 per barel, turun 1,8% dibandingkan posisi sebelumnya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Aktivitas bisnis di Amerika Serikat mengalami kontraksi selama tujuh bulan berturut-turut yang mengindikasikan kondisi ekonomi yang lesu.
“Ekonomi AS masih bisa bergulir dan beberapa pedagang energi tetap skeptis tentang seberapa cepat permintaan minyak mentah China akan pulih pada kuartal ini,” kata analis OANDA Edward Moya dalam sebuah catatan.
Persediaan minyak mentah naik sekitar 3,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Januari, menurut sumber pasar mengutip angka dari American Petroleum Institute pada Selasa. Itu tiga kali lipat perkiraan sekitar 1 juta dalam jajak pendapat Reuters sebelumnya pada hari Senin.
Sementara itu, JP Morgan Bank menaikkan perkiraan permintaan minyak mentah China tetapi mempertahankan perkiraannya untuk harga rata-rata 2023 sebesar $90 per barel untuk minyak mentah Brent.
“Dengan tidak adanya peristiwa geopolitik besar, akan sulit bagi minyak untuk menembus $100 pada tahun 2023 karena seharusnya ada lebih banyak pasokan daripada permintaan tahun ini,” katanya dalam sebuah catatan analis.
TIM PENELITIAN CNBC INDONESIA
Artikel Berikutnya
Bukan Kabar Baik, Harga Minyak Dunia Naik 5% Lagi
(ras/ras)