Jakarta, CNNIndonesia —
Penyanyi Celine Dion mengungkapkan bahwa dia memiliki sindrom orang kaku (SPS). Situasi ini bahkan membuatnya harus menunda rangkaian tur Eropanya.
Kabar ini disampaikan sang diva melalui unggahan video di akun Instagram miliknya. Secara emosional, Dion mengakui bahwa dia sedang menghadapi gangguan saraf.
“Baru-baru ini saya didiagnosa dengan gangguan neurologis yang sangat langka yang disebut sindrom pria kaku,” kata penyanyi “My Heart Will Go On” dalam video tersebut, mengutip AFP.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Kondisi ini sering menyebabkan dia mengalami kejang dan kesulitan berjalan. Dion juga kesulitan menggunakan pita suaranya untuk bernyanyi secara normal.
Apa itu Sindrom Orang Kaku?
Pada dasarnya, sindrom orang kaku adalah kelainan saraf yang menyebabkan kejang dan kejang pada otot. Tidak hanya itu, kondisi ini juga meningkatkan respon terhadap rangsangan seperti suara dan cahaya.
“[SPS] sering dikaitkan dengan kejang otot, yang bisa sangat parah. Kondisi ini dapat menyebabkan [pasien] jatuh, penyakit serius, dan kecacatan yang signifikan,” kata dokter Emile Sami Moukheiber dari Stiff Person Syndrome Center di Johns Hopkins Medicine, mengutip CNN.
Kejang ini bahkan dikatakan cukup kuat untuk mematahkan tulang. Cedera parah juga bisa terjadi saat pasien terjatuh.
Kondisi ini termasuk dalam gangguan saraf langka. Tercatat, hanya sekitar 1 juta orang di dunia yang mengalaminya.
Kasus SPS pertama dilaporkan pada 1950-an. Sejak saat itu, diketahui bahwa penyakit ini menyerang wanita dua kali lebih sering daripada pria.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab SPS. Namun, beberapa ahli mengaitkan SPS dengan kondisi autoimun.
National Institute of Neurological Disorders and Stroke menyatakan bahwa orang dengan SPS mengalami peningkatan kadar GAD, atau antibodi yang bekerja melawan enzim yang terlibat dalam sintesis neurotransmiter penting di otak.
Gejala Sindrom Orang Kaku
Ilustrasi. Sindrom orang kaku biasanya menyebabkan nyeri dan kaku pada otot. (iStockphoto/Marc Bruxelle)
Gejala SPS biasanya berkembang selama beberapa bulan. Gejala juga bisa stabil selama bertahun-tahun atau bahkan perlahan-lahan memburuk.
Mengutip laman Penyakit Langka, penderita SPS dapat mengalami gejala berikut ini:
– kejang otot biasanya dimulai di punggung bawah dan kaki,
– kram otot,
– sulit untuk berjalan.
Seiring perkembangan penyakit, kekakuan pada otot kaki terus berkembang. Seringkali rasa sakit lebih kuat pada satu kaki. Kondisi ini menyebabkan orang yang kesulitan berjalan.
Ketika tingkat kekakuan meningkat, individu yang terkena dapat mengembangkan postur membungkuk. Pada beberapa individu, kekakuan dapat menjalar ke lengan dan wajah.
Sedangkan kejang otot pada penderita SPS dapat terjadi tanpa sebab yang jelas. Kejang juga dapat dipicu oleh suara yang tidak terduga atau keras, sentuhan fisik ringan, cuaca dingin, stres, atau situasi yang menyebabkan peningkatan respons emosional.
(pantat)
[Gambas:Video CNN]