liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Wall Street Dibuka Bergairah Lagi, Saham Teknologi Terbang

Inflasi Kembali Melandai, Wall Street Dibuka Happy!

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka dengan antusias pada perdagangan Kamis (2/2/2023), dipimpin oleh saham-saham raksasa teknologi setelah beberapa perusahaan teknologi AS merilis kinerja keuangan yang cukup menggembirakan pada kuartal IV 2022.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka sedikit naik 0,08% menjadi 34.121, S&P 500 melonjak 1,05% menjadi 4.162,42, dan Nasdaq Composite melonjak 2,15% menjadi 12.070,47.

Saham-saham raksasa teknologi akhirnya berhasil bangkit setelah lama bungkam di tengah prospek berlanjutnya kenaikan suku bunga acuan suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Kenaikan terjadi sebelum rilis kinerja keuangan Big Tech atau setelah bel perdagangan pembukaan hari itu, seperti saham Apple, Amazon dan Alphabet (Google).

Saham alfabet dibuka lebih dari 4%, sementara saham Amazon naik lebih dari 3% dan saham Apple bertambah lebih dari 1%.

Selain tiga saham raksasa teknologi ‘A’, saham raksasa teknologi lainnya, Meta Platforms, juga melonjak lebih dari 19%, setelah perusahaan melaporkan laba kuartalan untuk 2022 dan mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai US$40 miliar. Ini membantu investor mengimbangi kerugian di unit bisnis yang mengawasi metaverse.

Saham teknologi AS naik tipis di awal tahun 2023, didukung oleh tanda-tanda inflasi yang lebih rendah baru-baru ini yang diharapkan investor dapat menyarankan jeda dari Fed dalam kampanye kenaikan suku bunga yang agresif.

Sektor teknologi informasi S&P 500 naik lebih dari 11% sepanjang tahun ini, setelah penurunan lebih dari 28% tahun lalu.

Wall Street cenderung terus menguat karena pasar kembali optimis kondisi global dapat membaik dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan pasar, meskipun situasi belum sepenuhnya pulih.

Ini terjadi setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan sejalan dengan perkiraan pasar. Dini hari tadi, waktu Indonesia, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) ke kisaran 4,5% – 4,75%.

Artinya The Fed sekali lagi memperlambat laju kenaikannya setelah sebelumnya naik sebesar 50 basis poin pada Desember 2022 dan 75 basis poin pada empat pertemuan sebelumnya.

Keputusan bulat para peserta Open Market Committee Meeting (FOMC) sejalan dengan ekspektasi pasar keuangan.

Namun, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa kebijakan harus tetap terkendali untuk beberapa waktu dan pejabat akan membutuhkan lebih banyak bukti untuk percaya bahwa inflasi berada di jalur menurun menuju target 2%.

“Komite mengharapkan peningkatan yang berkelanjutan dalam kisaran target akan tepat untuk mencapai sikap kebijakan moneter yang cukup ketat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2 persen dari waktu ke waktu,” kata The Fed dalam sebuah pernyataan dini hari tadi, waktu Indonesia.

The Fed juga mencatat bahwa meski inflasi telah melambat, namun masih cenderung tinggi, menunjukkan pembuat kebijakan semakin yakin bahwa tekanan harga telah mencapai puncaknya.

Pada pertemuan Desember 2022, pejabat Fed memproyeksikan bahwa mereka akan menahan suku bunga setelah mencapai 5%. Tetapi pelaku pasar memperkirakan bahwa mereka akan mulai berhenti menaikkan suku bunga sedikit di bawah level tersebut.

Pejabat Fed mengatakan bahwa data inflasi Oktober, November, dan Desember 2022 yang stabil adalah berita yang disambut baik, tetapi mereka perlu menunggu lebih banyak data, terutama data ketenagakerjaan.

Saat ini, investor sedang menunggu laporan pekerjaan terbaru yang merupakan data non-farm payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran yang akan dirilis pada hari Jumat dan akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang pasar tenaga kerja.

Tanda-tanda pendinginan dapat memberi kesan kepada investor bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak mungkin terjadi.

Sambil menunggu data utama pekerjaan AS besok, hari ini, data klaim pengangguran mingguan untuk pekan yang berakhir 28 Januari dirilis.

Akibatnya, jumlah pengajuan tunjangan pengangguran lebih kecil dari yang diharapkan, mencapai 180.000 klaim, dari 186.000 klaim pada minggu sebelumnya. Hal ini menunjukkan sektor tenaga kerja di negeri Paman Sam itu masih cenderung kuat.

TIM PENELITIAN CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Investor Tunggu Rilis Data Inflasi, Wall Street Dibuka Cerah

(chd/chd)