liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Wall Street Dibuka Cerah Lagi, Krisis Bank Sudah Berakhir?

Inflasi Kembali Melandai, Wall Street Dibuka Happy!

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka dengan antusias pada perdagangan Selasa (21/3/2023), di tengah kepercayaan pasar yang meningkat setelah Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, memberikan jaminan untuk mengatasi krisis perbankan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka naik 1,02% menjadi 32.573,109, S&P 500 naik 0,99% menjadi 3.990,84, dan Nasdaq Composite naik 0,84% menjadi 11.773,58.

Saham First Republic Bank yang sempat turun beberapa hari sebelumnya, kini berhasil naik dan memimpin saham-saham perbankan di AS. Saham First Republic Bank dibuka naik 21,9%, setelah jatuh 47% pada hari sebelumnya.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Sedangkan saham perbankan AS lainnya seperti SPDR Regional Banking ETF naik 3%. Saham perbankan AS mendapat dorongan setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pemerintah siap untuk memberikan jaminan lebih lanjut untuk simpanan jika krisis perbankan memburuk.

Langkah tersebut dilakukan sehari setelah pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS, yang direkayasa oleh pemerintah Swiss. Investor juga menyambut berita bahwa JPMorgan Chase dapat memberi saran kepada First Republic Bank tentang alternatif strategis.

“Profit taking di saham perbankan AS sepertinya sudah habis dan ada masalah simpanan baru di nama baru untuk menghasilkan pasokan tambahan, meski masih ada minat dari investor untuk kembali ke saham perbankan, khususnya di kawasan,” ujarnya. dikatakan. Adam Crisafulli, pendiri Vital Knowledge. dikutip dari CNBC Internasional.

Pasar berharap dengan terus munculnya kabar baik dari sektor perbankan, krisis perbankan di AS yang sebelumnya mempengaruhi sentimen pasar pekan lalu akan berakhir di First Republic Bank.

Setelah cenderung optimis bahwa krisis perbankan sebagian besar telah mereda, kini mereka mengharapkan laju pengetatan yang lebih lambat dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), terkait dengan krisis perbankan.

Berdasarkan data CME FedWatch, pelaku pasar melihat kemungkinan sebesar 81,9% bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp). Sementara itu, sisa probabilitas 18,1% melihat The Fed tidak menaikkan suku bunga alias mempertahankan suku bunga acuannya.

“Risiko penularan telah meningkat dan dapat mendorong Fed untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunga saat ini, meskipun minggu ini Fed kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga,” kata Jeffrey Roach, kepala ekonom di LPL Financial.

“The Fed kemungkinan akan memberi sinyal bahwa mereka mendekati akhir dari kampanye kenaikan suku bunga karena risiko resesi meningkat dan tekanan inflasi mereda,” tambahnya.

PENELITIAN CNBC INDONESIA

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Investor Tunggu Rilis Data Inflasi, Wall Street Dibuka Cerah

(chd/chd)