Jakarta, CNBC Indonesia – Hampir setahun setelah perang Rusia-Ukraina pecah. Seiring berjalannya waktu, masih ada beberapa pertikaian hingga soal bantuan ke Ukraina dari negara-negara Barat.
Berikut tujuh fakta baru seputar perang Rusia-Ukraina yang dirangkum dari CNBC International, Rabu (15/2/2023):
1. Suara Alarm Serangan Udara di Kyiv
Sirene serangan udara terdengar di ibu kota nasional Ukraina, Kyiv, dan kota tetangga Cherkasy. Saluran resmi lokal mengatakan serangan Rusia telah terdeteksi.
“Target udara musuh terdeteksi di langit di atas kota Kyiv,” tulis administrasi militer di saluran Telegramnya.
“Semua penduduk wilayah Kyiv dan Cherkasy mencari perlindungan dan menenangkan diri.”
2.Swedia & Finlandia di NATO
Pembaruan datang dari rencana Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO. Pejabat Finlandia mengatakan lebih baik kedua negara bergabung pada waktu yang sama daripada berpisah.
Komentar itu muncul sehari setelah pernyataan terbaru Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Dia berkata bahwa akan lebih baik bagi negara-negara Nordik untuk bergabung dengan cepat daripada bergabung bersama.
“Lebih baik untuk Finlandia, lebih baik untuk Swedia, dan juga untuk NATO, kita berdua bergabung secepat mungkin,” kata Menteri Pertahanan Finlandia Mikko Savola.
“Lebih baik untuk perencanaan, kami memiliki kerja sama yang sangat erat dengan Swedia, yang merupakan mitra terdekat kami.”
3. Warga Inggris Dibunuh
Warga Inggris tewas di Ukraina. Pria yang tewas itu bernama Jonathan Shenkin.
Laporan pertama dibuat oleh Sky News. Dia meninggal saat bekerja di sana sebagai paramedis.
“Shenkin yang berusia 45 tahun, dari Glasgow, terbunuh pada bulan Desember. Dia adalah satu dari delapan warga Inggris yang diketahui tewas di Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke negara itu pada Februari 2022,” tulis CNBC International.
“Saat bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina, dia melakukan pengorbanan terakhir untuk mempertahankan nilai-nilai yang kita semua perjuangkan. Dia meninggalkan putra dan putrinya, yang dia layani,” baca postingan untuk menghormati keluarga tersebut, menambahkan bahwa dia telah dianugerahi. “Valor in Combat” untuk bekerja di Ukraina.
Di awal hidupnya, Shenkin bertugas di tentara Israel. Dia kemudian mendirikan perusahaan keamanannya sendiri yang membawanya ke zona konflik termasuk Afghanistan, Irak dan Somalia.
4. Sanksi ke-10 untuk Rusia
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan rincian paket sanksi kesepuluh Uni Eropa terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina. Ini secara intuitif akan mengikat negara-negara anggota UE.
Sanksi baru itu menargetkan larangan ekspor sebesar 11 miliar euro ($11,78 miliar). Baik barang ganda, barang berteknologi tinggi, dan pelancong propaganda Rusia.
“Sanksi tersebut menampilkan langkah-langkah baru untuk mencegah intersepsi… termasuk melacak oligarki yang mencoba menyembunyikan atau menjual aset mereka untuk menghindari sanksi,” kata von der Leyen dalam sebuah pernyataan.
“Kami sekarang memiliki sanksi terberat yang pernah diberlakukan UE. Dan kami perlu memastikan bahwa sanksi itu ditegakkan dengan ketat,” kata pernyataan itu.
5. Jet Tempur Inggris
Sementara itu, harapan Ukraina untuk mendapatkan jet tempur dari Inggris telah pupus. Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan akan sulit bagi negaranya untuk memberikan bantuan yang diminta selama berbulan-bulan.
“Saya tidak berpikir dalam beberapa bulan atau tahun akan menyerahkan jet tempur, karena itu adalah sistem senjata yang berbeda dari rudal anti-tank genggam yang dikenal,” jelasnya.
6. 6.000 Anak Ukraina Bergabung dengan Tentara Rusia
Sekitar 6.000 anak Ukraina telah dipaksa oleh Rusia untuk pindah ke kamp dan fasilitas di seluruh negeri. Ini dilakukan untuk adopsi atau pelatihan militer.
Informasi ini didasarkan pada laporan setebal 35 halaman yang dirinci oleh Observatorium Konflik. Ini adalah program yang didukung oleh Departemen Luar Negeri AS, yang berisi laporan berjudul “Program sistematis Rusia untuk pendidikan ulang dan adopsi anak-anak Ukraina”.
7. Bantuan AS Rp 7,9 T
AS menghadiahkan Northrop Grumman dan Global Military Products, kontrak senilai lebih dari US$522 juta atau Rp7,9 triliun. Kontrak tersebut untuk pembuatan dan pengiriman peluru artileri 155 mm yang dibiayai oleh Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina.
“Ini adalah contoh dari komitmen berkelanjutan Angkatan Darat untuk terus bekerja dengan industri dalam mendukung Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina dan untuk memberikan kontrak pengganti sesegera mungkin,” kata Pentagon.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Putin Gila, Rusia Tembakkan 80 Rudal ke Kota Ukraina
(npb/sef)